Selamat Atas Peluncuran Majalah Online GERMASI "IDEALIS", Terbit Tanggal 5 Setiap Bulan. Jangan Sampai Ketinggalan

Tuesday, August 28, 2012

Terkait Pemecahan Rekor MURI di Tapanuli Tengah

GERMASI AKAN SURATI MURI AGAR DIBATALKAN
Sibolga 27/8. Harian Rakyat Tapanuli
Samsul Pasaribu saat press conference terkait MURI
Pasca pecahnya Rekor MURI bakar ikar ikan terpanjang di Indonesia mencapai 7,2 Km yang sangat kontroversial, Pengurus Besar (PB) Germasi akan menyurati langsung lembaga pemberi piagam penghargaan dalam hal ini Museum Rekord Dunia Indonesia (MURI). Hal ini dilakukan mengingat beberapa fakta permulaan yang berhasil dikumpulkan oleh relawan Germasi yang berada dilokasi menunjukkan bahwa pemecahan rekord MURI dimaksud sarat dengan kepentingan pihak tertentu serta apa yang disebut dengan  pemecahan rekord tidak terjadi sama sekali.
Demikian disampaikan oleh ketua umum PB Germasi, Samsul Pasaribu kepada RAKYAT kemarin (27/8). Menurut Samsul, MURI tidak profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai pemberi penghargaan terhadap hal-hal luar biasa yang terjadi di Indonesia. MURI juga dinilai memperdagangkan sertifikat Rekord Indonesia untuk kepentingan pihak-pihak tertentu. Tegasnya. Berkaca dari apa yang terjadi di Tapanuli Tengah pada 23 Agustus 2012 yang lalu dimana MURI memberikan sertifikat atas prestasi Tapanuli Tengah melakukan kegiatan bakar ikan yang dicatat sebagai terpanjang di Indonesia yaitu sepanjang 7,2 Km. Padahal, realita dilapangan acara bakar ikan itu sendiri tidak lebih dari 4 Km. Faktanya berdasarkan amatan Germasi dilapangan, dan pemberitaan media lokal dibuktikan dengan photo-photo yang lengkap, jelas terlihat bahwa pemecahan rekor MURI di Tapteng merupakan sesuatu yang dipaksakan. Disebut dipaksakan karena sudah terlajur digadang-gadangkan sehingga akan sangat menyakitkan bagi pihak-pihat tertentu bila acara yang menelan dana besar itu tidak mampu memecahkan rekord MURI. Dengan demikian, karena terlanjur dilaksanakan, kendati tidak sesuai dengan standard yang telah ditetapkan oleh MURI secara terpaksa MURI harus memberikan penghargaan itu. “Inikan jelas-jelas sebuah kebohongan yang nyata. Kebohongan yang tidak bisa terbantahkan oleh siapa pun, termasuk oleh penyelenggara itu sendiri” tegas putra Barus kelahiran Sibolga ini.