Selamat Atas Peluncuran Majalah Online GERMASI "IDEALIS", Terbit Tanggal 5 Setiap Bulan. Jangan Sampai Ketinggalan

Friday, April 23, 2010

Hinakah seorang demonstran???

Wahai kalian yang rindu kemenangan,
Wahai kalian yang turun kejalan,
Demi mempersembahkan jiwa dan raga,
Untuk negeri tercinta.

Itulah sepengal syair lagu yang sering dinyanyikan pada saat melakukan demonstrasi. Demonstrasi/unjuk rasa adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih untuk mengutarakan pemikiran dengan lisan atau tulisan dimuka umum. Demonstran adalah orang yang ikut dalam demonstrasi/unjuk rasa.

Menjadi seorang demonstran kerap mendapatkan cibiran. Apalagi ketika demonstran tersebut adalah mahasiswa. Memang belakangan ini cap demonstran kerap dipegang oleh mahasiswa. Padahal berdemonstrasi merupakan hak semua orang. Cibiran-cibiran yang dilontarkan disebabkan adanya pemikiran bahwa mahasiswa yang ikut demonstrasi tersebut adalah orang-orang yang tidak beres. Hal ini disebabkan ada banyak mahasiswa yang "mengaku" demonstran terlambat menyelesaikan studinya, bahkan harus D.O akibat telah melewati batas waktu yang ditentukan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan. Cara berpakaian mahasiswa tersebut juga biasanya acak-acakan. Akibat hal tersebut mahasiswa lainnya enggan untuk berteman dengan mahasiswa tersebut. Masyarakat juga terkadang tidak suka dengan seorang demonstran karena pada saat pelaksanaan demonstrasi kerap berefek kepada kondisi sosial yang membuat masyarakat merasa dirugikan, seperti kemacetan akibat demonstrasi.

Padahal efek negatif yang seolah-olah muncul dari demonstran tadi sebenarnya bukanlah akibat dari berdemonstrasi. Mahasiswa yang terlambat menyelesaikan studi dan berpakaian acak-acakan disebabkan oleh perilaku personal mahasiswa tersebut dan efek sosial pada masyarakat datangnya dari masyarakat itu sendiri, kemacetan bukan karena demonstrasinya tapi akibat banyaknya kendaraan tidak seimbang dengan jumlah jalan yang ada.

Menjadi seorang demonstran tidaklah gampang, sebab seorang demonstran bukanlah seorang yang selalu hanya ikut pada saat demonstrasi. Karena kalau hanya ikut pada saat demonstrasi belum bisa disebut seorang demonstran tapi hanya simpatisan. Seorang demonstran adalah orang yang sejak awal telah sadar akan sesuatu hal dan mencoba mendiskusikan dengan beberapa orang sadar lainnya dan mereka menyimpulkan adanya kesalahan yang perlu diutarakan melalui lisan ataupun tulisan. Setelah menyadari adanya kesalahan,
orang-orang tadi mencoba menginventarisasi kesalahan-kesalahan tersebut (tabulasi isu) sehingga menemukan pokok permasalahan (isu pokok) yang harus di utarakan. Untuk mengutarakan isu tersebut diperlukan sebuah kegiatan dalam bentuk aksi. Beberapa bentuk aksi adalah aksi selebaran, aksi spanduk, aksi delegasi, aksi mogok, aksi turun jalan/demonstrasi. Sebelum pelaksanaan aksi demonstrasi yang melibatkan massa perlu cara bagaimana mengorganisir massa melalui manajamen aksi/struktur aksi.barulah kegiatan demonstrasi di berlangsungkan.

Titik tolak keberhasilan sebuah aksi bukan pada perubahan Kebijakan seketika dari suatu isu pokok yang digusung, namun pada isu yang diutarakan, ketika isu yang diutarakan telah sampai kepada penentu kebijakan dan telah membuka serta mencerahkan pemikiran masyarakat atau bahkan telah menimbulkan reaksi dari kelompok yang seide dan juga yang tidak seide maka aksi tersebut telah berhasil.

Ketika tahapan tadi telah dikerjakan seseorang patutlah dia disebut seorang demonstran. Namun apakah seorang demonstran itu hina???
Jawabannya tidak!!! Sebab seorang demonstran adalah orang yang memiliki nilai intelektualitas yang tinggi hal ini dapat dilihat melalui tahapan yang harus dikerjakan untuk melaksanakan demonstrasi. Apalagi ketika seorang demonstran akan mensosialisasikan isu yang akan diusung kepada massa aksi yang belum "tersadarkan" maka demonstran tersebut harus mengali sebanyak-banyaknya pengetahuan tentang isu yang diusung sehingga argumen-argumen yang mendukung maupun anti tesis dari isu dapat menjadi bahan dalam penyadaran massa. Oleh karena itu cap buruk seperti mahasiswa bandel, bodoh, tidak karuan adalah cap yang salah bagi seorang mahasiswa demonstran.

Berdemonstrasi adalah jalan terakhir untuk memperjuangkan gagasan/ide, sepanjang berdemonstrasi itu akibat kesadaran maka tak hinalah berdemonstrasi.