Selamat Atas Peluncuran Majalah Online GERMASI "IDEALIS", Terbit Tanggal 5 Setiap Bulan. Jangan Sampai Ketinggalan

Friday, December 24, 2010

Jelang Natal 2010

Calo Borong Tiket Fery


Jumat, 24 Desember 2010
SIBOLGA-METRO; Adanya aksi calo-calo yang memborong tiket fery dari Sibolga menuju pulau Nias membuat resah masyarakat yang akan mudik Natal 25 Desember 2010 dan Tahun Baru 1 Januari 2011. Kondisi ini membuat Gerakan Mahasiswa Sibolga (Germasi) meminta agar pihak Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) dan Kapolres mengawasi praktek calo tiket.

Ketua Umum Germasi, Samsul Pasaribu melalui Sekjennya Andi Telaumbanua kepada METRO di Sibolga, Kamis (23/12) mengatakan, bahwa calo-calo tiket transportasi laut sudah menyebabkan kekurang nyamanan bagi masyarakat yang akan melakukan mudik.

“Calo-calo tiket yang telah membuat resah masyarakat khususnya terjadi pada pembelian tiket-tiket kapal fery untuk penyeberangan ke pulau Nias dijual para calo kisaran Rp100 ribu sampai Rp120 ribu untuk kelas ekonomi. Padahal dari loket resmi hanya Rp70 ribu,” katanya.

Monday, December 20, 2010

Makna Lambang Germasi

Pendahuluan

Tampilan logo Germasi dibuat sedemikian rupa mencerminkan kesederhanaan dan jauh dari kesan meniru. Umumnya, logo-logo berbagai organisasi khususnya organisasi yang mengatasnamakan daerah tertentu mengidentikkan lambang organisasinya dengan daerah yang ia wakilkan. Ini tentunya tidak disalahkan dan bukan pula kurang tepat. Namun, ketika Germasi berembuk untuk menentukan sifat dan bentuk logo germasi yang kelak akan dijadikan sebagai lambang pergerakan, rata-rata pengurus mengusulkan agar logo dimaksud tidak mengidentikkan germasi terkungkung oleh kebiasaan-kebiasan yang ada. Pengurus mengusulkan agar logo dimaksud lahir dari kebebasan anggota germasi berimajinasi, sederhana dan jelas. Logo dimaksud juga tidak mengandung makna multi tafsir. Sejatinya, logo merupakan gambaran dasar akan sesuatu yang disimbolkan dengan itu. Maka, kehati-hatian dalam menentukan logo gerakan mahasiswa Sibolga agar tidak terkesan dipaksakan sangat mendasari di buatnya sebuah lambang.

Bentuk Logo/ Lambang Gerakan Mahasiswa Sibolga
Makna Logo Gerakan Mahasiswa Sibolga (Germasi)

Logo germasi terdiri dari beberapa shilhotte yang menyatu menjadi satu kesatuan yang utuh dan selanjutnya ditetapkan sebagai simbol pergerakan mahasiswa Sibolga seluruh Indonesia

Beberapa shillhotte dimaksud diantaranya :

a. Shillhotte matahari. Melambangkan bahwa gerakan mahasiswa Sibolga adalah komunitas mahasiswa yang membawa penerangan dalam konteks ke-ilmuan dan kepedulian dalam bentuk pergerakan baik langsung maupun tidak langsung. Shillhotte Matahari juga melambangkan bahwa Germasi adalah satu kekuatan yang bersatu padu dalam memberikan manfaat bagi orang lain.

Friday, December 17, 2010

Subsidi, Kaya versus Miskin?

Subsidi, Kaya versus Miskin? Cetak E-mail
Jumat, 17 Desember 2010


Jika tidak ada aksi people power hingga akhir Desember 2010, agaknya upaya pemerintah mencabut subsidi BBM per Januari 2011 secara bertahap segera terealisasi. DPR pun telah memberi sinyal positif atas kebijakan ini dengan pengecualian fraksi-fraksi yang hingga saat ini setia menyandang status ‘oposisi’.

Oleh: Samsul Pasaribu
Samsul Pasaribu

PERTANYAAN besarnya adalah benarkah penghapusan subsidi BBM ini akan bermanfaat bagi rakyat? Tentu lain yang ditanya maka akan lain pula jawabannya. Namun, sejatinya siapa pun orangnya akan keberatan bilamana BBM yang sekarang ini harganya hanya Rp4500 per liter (solar) menjadi kisaran Rp9.000-10.000 per liter bila subsidi telah dicabut. Lalu menguntungkankah ini? Jika ya, siapa yang diuntungkan? Rakyat? Pengusaha? Orang kaya? Atau mungkin pemerintah?
Tulisan ini mencoba memandang sisi lain dampak dari diberhentikannya subsidi BBM bertahap mulai tahun 2011 nanti. Tentunya cara pandang ini terlepas dari apakah dalam praktiknya kelak akan banyak terjadi penyelewengan. Cara pandang tulisan ini juga berbeda dengan cara pandang lain. Di mana penulis memposisikan diri layaknya orang tak punya dan berusaha menghitung untung ruginya bilamana pemerintah jadi mencabut subsidi BBM ini.
Data statistik BPS tahun 2009-2010 mencatat sebesar 13,33 persen penduduk Indonesia menyebar dari desa hingga ke perkotaan adalah penduduk miskin dan tidak mampu (sumber Berita Resmi Statistik No 45/07/Th. XIII, 1 Juli 2010). Andai 13,33 persen ini kita kalikan dengan 230 juta penduduk Indonesia maka ada sekitar 30.659.000 jiwa penduduk miskin di negeri yang bak jamrud di khatulistiwa ini. Berdasarkan angka di atas, kita sudah bisa menebak bahwa ada 199.341.000 orang yang berpenghasilan menengah ke atas yang jumlahnya 6 kali lipat dari penduduk miskin. Jika data ini dibawa ke ranah kebijakan subsidi dewasa ini (sebelum subsidi dicabut) di mana pemerintah menerapkan subsidi berlaku untuk seluruh golongan, maka sudah bisa pula kita pastikan manfaat subsidi lebih banyak dirasakan oleh kelompok masyarakat yang berpenghasilan lebih dari cukup.

Tuesday, December 14, 2010

Andai Aku Sri Sultan

Andai Aku Sri Sultan Cetak E-mail
Selasa, 14 Desember 2010
Gonjang ganjing masa depan Daerah Istimewa (DI) Jogjakarta, kini diujung tanduk. Soalnya, belakangan ini media sibuk membicarakan keistimewaan propinsi yang pernah menjadi Ibu Kota Negara Republik Indonesia ini. Berbagai pihak pun baik pemerintah maupun lembaga survei lainnya mengklaim punya data yang akurat perihal keingingan masyarakat Jogja sendiri menyikapi wacana istimewanya Jogjakarta
Oleh: Samsul Pasaribu 

Samsul Pasaribu
Versi pemerintah mengatakan lebih dari 75 persen rakyat Jogjakarta ingin pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) Gubernur dilaksanakan, sedangkan salah satu TV swasta nasional mengatakan ada 89 persen yang mengatakan Sri Sultan otomatis menjadi Gubernur DIY.
Ironisnya lagi, pemerintah agaknya berjuang sendiri karena fakta dilapangan menunjukkan hampir tidak ada seorang pun yang setuju bila Yogyakarta tidak lagi istimewah. Padahal, sebenarnya banyak tokoh yang ingin bersuara seperti suara pemerintah tapi mungkin karena tidak aktual jika beda sendiri akhirnya mereka hilang tanpa tertangkap oleh media.
Topik andai aku Sri Sultan Hamengkubuwono X sengaja penulis angkat dengan memandang bahwa Indonesia bukan hanya Jogjakarta dan jika melihat latar belakang sejarah, hampir seluruh wilayah nusantara dulunya dibawah pemerintahan raja-raja daerah. Penulis memang awam mengenai sejarah Jogjakarta, namun apa yang terjadi di Jogjakarta dulunya sebenarnya juga terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Tapi mengapa kasus Jogjakarta terkesan lebih dari segalanya?
Jika aku Sri Sultan maka ada beberapa hal yang berkecamuk dihati menyikapi permasalahan ini. Diantaranya adalah apakah berintegrasinya Jogjakarta ke NKRI dulunya setengah-setengah?. Apakah ketika semua kerajaan yang pernah ada di negeri ini dikisaran tahun 1950-1960 melebur 100 persen dalam bingkai NKRI, Jogjakarta justru tidak hal ini dibuktikan dengan propinsi ini minta istimwah padahal kerajaan yang lain tidak;. Entahlah apa cerita dibalik itu semua. Namun yang jelas, ketika 32 propinsi di Indonesia ini punya aturan yang sama tentang mekanisme pemilukadanya, Yogyakarta justru beda sendiri.
Sebagian tokoh berpandangan Jogjakarta layak istimewah karena pernah menjadi ibukota negara ini. Owalah, kenapa salah satu alasannya harus itu. Andai Jakarta itu dekat dengan kota Sibolga Sumatera Utara, pasti pada saat itu bung Karno akan memindahkan ibukota negara ke Sibolga. Artinya apa istimewahnya peristiwa itu. Bukankah itu hanya faktor geografis saja. Daerah mana pun yang paling dekat dengan Jakarta waktu itu tentulah akan menjadi ibukota negara sementara (dalam keadaan genting dan dipandang jauh dari jangkauan musuh).

Monday, December 13, 2010

PENGUMUMAN

Mau Kirim Tulisan
persyaratannya :
1. Tulisan adalah hasil karyanya sendiri, ga' boleh copy paste ya!!
2. Judul Tulisan bebas tapi kudu Ilmiah ya... (jangan ngarang gTo!! hehehe)
3. Tulis biodata lengkap disisi bawah tulisan yang mencakup
    a. Nama lengkap
    b. Perguruan Tinggi
    c. Alamat
    d. Nomor Handphone
    e. Photo ukuran apa saja dan bebas berwarna

Mudahkan syaratnya?? so Ditunggu tulisan dari teman-teman ya....


by.editor

Saturday, December 11, 2010

JAKET GERMASI

Launching JAKET RESMI GERMASI

Dapatkan Jaket Resmi Gerakan Mahasiswa Sibolga (GERMASI)
Tersedia ukuran S, M, L dan XL
Warna dan desain seperti gambar

Tersedia dengan berbagai harga
- MODEL BIASA
   Bahan Kain Biasa
   Rp. 55.000.-/ potong

- MODEL EKSKLUSIF
   Bahan Kain pilihan
   Rp. 250.000.-/ potong

Cara Pesan :
Silahkan hubungi melalui telepon/ sms
ke nomor : 081 370 677 022 atau 081 375 924 125
Dan Biaya pengiriman dapat di transfer ke bank
BNI Cab. Unpad a/n. Syamsul Pasaribu
no.rek. 0136279283 kode bank 009
Pesanan akan dikirim langsung ke alamat paling lambat 3 hari setelah pemesanan

Thursday, December 9, 2010

KPK Perlu Periksa Penggunaan Dana BOS*

 Oleh : Andi Josua Telumbanua **

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah cara pemerintah dalam menyelenggarakan wajib belajar 9 tahun. Program dana BOS ini diluncurkan sejak tahun 2005. Dana BOS merupakan sumber dana utama untuk segala macam kegiatan operasional di sekolah. Dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, jumlah anggaran dana BOS terus mengalami kenaikan secara signifikan. Tahun 2008 alokasi dana BOS mencapai Rp.10,5 trilyun. Untuk tahun 2009 terdapat kenaikan hampir 50% lebih besar dari tahun sebelumnya menjadi Rp.16 trilyun dan 2010 menjadi Rp.16,8 trilyun.Besarnya alokasi dana BOS tersebut terindikasi akan menjadi praktek-praktek korupsi oleh oknum-oknum dilingkungan pendidikan. Karena transparansi dan akuntabilitas penggunaan dana BOS sangat rendah.

Hal itu disebabkan penggunaan dana BOS tersebut kurang melibatkan orang tua sejak perencanaan hingga pelaporan. Berdasarkan penelitian Bank Dunia 71,61% orang tua siswa tidak mengetahui laporan dana BOS dan 92,65% tidak melihat papan pengumuman sekolah tentang penggunaan BOS. 89,58% orang tua siswa tidak berpartisipasi dalam perencanaan BOS. Disamping itu orang tua siswa juga terbuai akibat tidak adanya pengutipan lagi di sekolah sehingga merasa acuh dengan permasalahan demikian.Jika pengelolaan dana BOS dilakukan dengan baik seharusnya jumlah siswa putus sekolah untuk tingkat SD dan SMP karena persoalan ekonomi tidak begitu tinggi. Namun berdasarkan catatan kementrian pendidikan nasional sekitar 768.960 orang siswa SD-SMP se-Indonesia putus sekolah diantaranya 527.850 orang siswa SD dan 241.110 orang siswa SMP. Para guru juga terkadang tidak mengetahui aliran dana BOS tersebut sehingga kewenangan mutlak ada ditangan kepala sekolah dalam menangani dana BOS.

Wednesday, December 1, 2010

Germasi Adukan Walikota Sibolga

Wali Kota Dinilai Abaikan Generasi Muda Cetak E-mail
Rabu, 01 Desember 2010
SIBOLGA-METRO; Wali Kota Sibolga diadukan Gerakan Mahasiswa Sibolga (Germasi) ke Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, karena dinilai mengabaikan generasi muda.
Demikian disampaikan Ketua Germasi Samsul Pasaribu, kepada METRO, Selasa (30/11). Samsul mengatakan, kekesalan mereka terhadap Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk telah disampaikan ke Susilo Bambang Yudhoyono, melalui staf Ahli Kepresidenan Velix Wanggai, di sela-sela kunjungan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono di Papua, dalam rangkaian acara Temu BEM Nasional ke-3 Tahun 2010, belum lama ini.
Gernasi bersama staf ahli presiden RI Velix Wanggai di Papua
Samsul mengatakan, salahsatu bukti kurangnya perhatian wali kota terhadap generasi muda adalah gagalnya keberangkatan kontingen Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Sibolga ke Perkemahan Wirakarya Nasional yang seyogianya berangkat mewakili Sumut di kancah Nasional di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) pada 28 Nopember sampai 06 Desember 2010 mendatang.
Dikatakan Samsul, selama ini di bawah kepemimpinan wali kota sebelumnya Drs Sahat P Panggabean MM, kepedulian terhadap generasi muda sangat terasa dan tidak hanya untuk pramuka. Berbeda dengan dengan kepemimpinan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sibolga sekarang, dinilai kurang memerhatikan generasi muda selaku tunas bangsa. "Pasca keluarnya Undang-undang gerakan pramuka ditambah seruan Presiden RI, Pemko Sibolga sebenarnya tidak punya alasan untuk tidak mengucurkan dana pada kegiatan-kegiatan kaum muda Indonesia. Tapi, sayangnya Wali Kota Sibolga lebih mengutamakan kepentingan politiknya pasca pemilukada ketimbang pembinaan kaum muda," kritik Samsul. (afn) 


sumber : Metro Tapanuli  

Tuesday, November 9, 2010

GERMASI Vs Uning Ogek

GERMASI KRITISI PERANAN UNING OGEK SIBOLGA
Sibolga-Metro Tapanuli
Mekanisme pemilihan uning ogek Sibolga berikut kreteria dan persyaratan pesertanya sebaiknya ditinjau ulang. Hal ini disampaikan beberapa pengurus gerakan mahasiswa Sibolga (Germasi) diantaranya Ketua umum Germasi Samsul Pasaribu, Sekretaris jenderal Andi Josua dan Kepala Departemen Pemuda dan Olahraga Septri Yudha Pratama  kepada Metro, Rabu/03 Nopember 2010.
Germasi berpandangan ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait kualitas dan kuantitas uning ogek Sibolga. Tidak hanya dari mekanisme yang diterapkan dalam penyeleksian namun juga prasyarat awal seseorang layak menjadi peserta. Ketua umum (ketum) Germasi Samsul menegaskan kendati diselenggarakan dengan niat yang baik namun ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian kita semua. Pertama hendaknya gelar yang disandangkan kepada para finalis uning ogek disesuaikan dengan kepada siapa sapaan uning ogek itu paling tepat ditujukan. Dalam tatakrama masyarakat Sibolga Tapteng, panggilan uning ogek ditujukan pada mereka-mereka yang telah berusia dewasa, matang dalam berfikir dan bertindak bahkan sebahagian besar bagi mereka yang sudah berumahtangga. Sehingga selayaknyalah peserta uning ogek adalah para pemuda dan pemudi Sibolga yang dewasa dalam bertindak, komunikatif dan bisa menjadi tauladan. Meraka selayaknya berusia 20 dan maksimal 30 tahun. Sehingga secara physicologi usia ini telah siap untuk terjun dimasyarakat dan melakukan peranannya sebagai duta pariwisata Sibolga. “tapi kenyataan dilapangankan berbeda, uning ogek Sibolga justru adik-adik kami yang masih duduk dibangku kelas dua SMA, dari segi usia saja mereka belum layak dipanggil uning dan ogek. Kami (germasi) khawatir ada penyalahgunaan istilah budaya Sibolga Tapteng dalam event ini yang akan menjadi tradisi yang salah dimasa yang akan datang” sesal Samsul

Thursday, November 4, 2010

Perluasan Sibolga Perlu Sosialisasi

SIBOLGA-METRO; Munculnya kontroversi tentang wacana perluasan daerah merupakan bentuk kedewasaan awal sebuah komunitas masyarakat yang sedang belajar berdemokrasi. Oleh sebab itu perlu dilakukan sosialisasi tentang wacana perluasan Kota Sibolga.

Samsul Pasaribu
"Jangankan dalam lingkup Sibolga-Tapteng, lintas negara saja perbedaan pendapat tentang perluasan wilayah juga lumrah terjadi. Oleh karenanya, pihak-pihak yang memiliki pandangan tentang pentingnya Sibolga diperluas haruslah argumentatif. Informasi yang setengah-setengah akan berdampak kepada pengaburan pemahaman tentang hakekat awal pentingnya Sibolga diperluas. Komunikasi yang intens terhadap warga perbatasan mutlak harus dilakukan. Dan bentuk komunikasi yang disajikan diramu sedemikian rupa agar masyarakat paham dan sampai kepada satu titik kesimpulan bahwa Sibolga memang harus diperluas atau tidak," kata Ketua Samsul Pasaribu , Gerakan Mahasiswa Sibolga (Germasi), kepada METRO, Minggu (31/10).

Menurut Samsul, pada dasarnya masyarakat tunduk kepada kebijakan pemimpinnya, selama orientasinya adalah kesejahteraan rakyat. "Namun, di era demokrasi dewasa ini masyarakat mutlak harus tahu sebab dan akibat yang mereka rasakan bilamana perluasan terwujud. Pemahaman yang tepat tentu akan mempermudah tercapainya tujuan.

Tuesday, October 26, 2010

Harapan dan Kepercayaan bagi Pak BeYe

  Oleh : Andi Josua Telumbanua *


Sekjend Germasi
2009-2014,periode pemerintahan Indonesia yang saat ini dikemudikan oleh Presiden SBY dan Wakil Presiden Boediono. Usai para pemimpin ini dilantik pada 2009 yang lalu didepan parlemen, masyarakat khususnya yang berada dilingkungan birokrasi dan organisasi melakukan satu tindakan serentak secara nasional yaitu mengganti fhoto Presiden dan Wakil Presiden yang biasanya digantungkan di dinding bersama-sama dengan lambang negara. Ada hal menarik pada fhoto tersebut yakni pada fhoto RI1. Jika dibandingkan dengan fhoto pada awal kepemimpinannya yang lalu(2004),jelas kelihatan perbedaan yang mencolok. Fhoto 2004 wajah sang Presiden memperlihatkan keceriaan dengan senyum yang memukau. Namun pada fhoto 2009 wajahnya begitu sayu bahkan tidak memperlihatkan senyum, wajah yang kelihatan letih dan tidak bersemangat, wajah yang dipaksakan untuk berpose. Perihal itulah yang membuat kami disebuah kantor organisasi pada saat itu tidak memasang fhoto Presiden 2009. Tetapi tetap menggunakan fhoto 2004 dengan sebuah harapan.

Harapan bahwa apa yang dirasakan Presiden SBY pada tahun 2004 yang lalu(cerminan pada fhoto wajahnya) yakni sebuah semangat dan keinginan untuk memperbaiki segala permasalahan di Indonesia ini. Pose fhoto Presiden 2009 yang begitu sayu mungkin disebabkan oleh keletihan dari sebuah perjuangan politik yang berkepanjangan. Dimana pada saat itu SBY dipaksa tidak beristirahat untuk bisa kembali duduk di kursi RI 1 dan usaha yang dilakukan memang mencapai tujuan. Namun tidak jelas didasari oleh perihal apa sehingga SBY kembali mencalonkan diri. Sebab dilihat dari kinerjanya selama 5 tahun sebelumnya(2004-2009) tidak memberikan dampak yang baik bagi masyarakat Indonesia. Rakyat justru dibingungkan dengan hitung-hitungan politik angka kemiskinan,tingkat pengangguran,inflasi, dan lain sebagainya yang katanya membaik bagi Indonesia. Padahal masyarakat tetap merasakan kesusahan untuk hidup bahkan semakin dibuat tambah susah.

Walikota Sibolga Diminta Netral

Pasca pernyataan Wakil  Bupati Tapteng Ir H MA Efendy Pohan MSi yang memberi pengharapan perlunya Kota Sibolga diperluas di masa yang akan datang, disambut positif Gerakan Mahasiswa Sibolga (germasi) dan mengganggap sebagai harapan semua pihak tidak hanya untuk masyarakat Sibolga tetapi juga masyarakat Tapteng terutama yang berada di daerah perbatasan kedua daerah.

Namun, komunitas mahasiswa asal Sibolga ini mengingatkan kepada Walikota Sibolga Drs H M Syarfi Hutauruk dan Wakil Walikota Sibolga Marudut Sitomorang AP MSP agar tetap netral dalam menyikapi wacana perluasan daerah Sibolga, mengingat angin segar perluasan daerah ini dihembuskan salah satu bakal calon  Bupati Tapteng di Pemilukada 2011 mendatang.

Ketua Germasi Sibolga, Samsul Pasaribu melalui selulernya kepada METRO,(grup sumutcyber) Minggu (3/10) menuturkan, bahwa terwujudkan perluasan daerah merupakan harapan semua pihak baik masyarakat Sibolga maupun Tapteng.

Friday, October 1, 2010

WASPADA TERORIS

Warga Sibolga Harus Jeli Terhadap Warga Pendatang
Jumat, 01 Oktober 2010

SIBOLGA-METRO; Pasca penyerangan Mapolsek Hamparan Perak Deli Serdang beberapa pekan lalu, komunitas mahasiswa asal Sibolga yang bergabung dalam wadah Gerakan Mahasiswa Sibolga-Indonesia (Germasi) yang berpusat di Bandung Jawa Barat mengaku khawatir dengan kondisi tersebut.

Hal ini terungkap dalam peringatan satu tahun Germasi di Bandung Jawa Barat yang diperingati secara sederhana di kampus Institut Manajemen Koperasi Indonesia Bandung belum lama ini.

Ketua umum Germasi, Samsul Pasaribu didampingi kepala departemen hubungan antar kampus Abdul Haris Sikumbang kepada METRO melalui selularnya, Kamis (30/9) menuturkan, bahwa pada dasarnya Sumatera Utara yang dikenal relatif aman dari tindak kriminal secara Nasional akhirnya ternodai oleh aksi orang yang tidak bertanggungjawab yang diduga dilakukan oleh teroris.

FANTASTIK, REHAB RUMDIS WALIKOTA SIBOLGA 6 MILYAR


GERMASI NILAI REHAB RUMDIS WALIKOTA SIBOLGA BERLEBIHAN
Mahasiswa Minta DPRD Sibolga Kaji Ulang Dana Rehab Rumah Dinas Walikota
Samsul Pasaribu “Dana sebesar itu sudah bisa membangun 1 unit lagi Masjid Agung Sibolga”

Bandung/300910.
Setelah Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPD MAPIKOR (Masyarakat Pemerhati Korupsi) Sibolga-Tapteng, Marjuddin Waruwu menyampaikan kritikan pedas perihal biaya rehabilitasi rumah dinas (Rumdis) Walikota Sibolga yang mencapai angka 6 Milyar, kini kabar spektakuler ini sampai juga ke komunitas mahasiswa asal Sibolga yang bergabung dalam wadah Gerakan Mahasiswa Sibolga yang diketuai oleh Samsul Pasaribu. Samsul Pasaribu yang dihubungi melalui telepon selulernya kepada Blog germasi menuturkan kabar tak sedap itu mereka dapatkan dari informasi yang tersebar di internet, dan umumnya mahasiswa asal Sibolga terkejut dan tidak habis pikir bahwa hanya untuk merehab rumah dinas sampai menembus angka miliaran rupiah. “Ini berlebihan, angka sebesar itu hanya untuk menghambur-hamburkan uang rakyat saja” sesal mahasiswa semester VIII Ikopin Bandung ini.
Samsul Pasaribu (kedua dari kanan) didampingi pengurus lainnya di sekret germasi-Bandung
Masih menurut Samsul, idealnya dana untuk melakukan rehab rumah dinas tidak harus sebanyak itu. Angka 900 jutaan saja masih dianggap terlalu banyak, apalagi sampai mencapai angka 6 milyar. “Kendati dana rehab tersebut akan di gelontorkan oleh DPRD Sibolga secara bertahap, tetap saja akan membebani APBD Kota Sibolga, sementara kita tahu di Sibolga banyak pengusaha kecil dan menengah yang sangat membutuhkan perhatian pemerintah Kota Sibolga” jelas pria yang belajar di kampus ekonomi kerakyatan Ikopin Bandung ini.
Angka 6 milyar itu sangat fantastik, lanjut presiden mahasiswa Ikopin ini. “Andai dana sebesar itu di gelontorkan untuk pengusaha kecil yang kita asumsikan masing masing mendapat 20 juta/ unit usaha maka pemerintah sudah dapat membantu 300 kelompok usaha kecil dan menengah selama kurun waktu lima tahun” terang beliau. “artinya, bila ini yang dilakukan maka pemko Sibolga dan DPRD Sibolga serius meminimalisir angka pengangguran di Kota Berbilang kaum ini” lanjut beliau.

Friday, September 17, 2010

Syukran-Juneidi Layak Pimpin Tapteng

Jumat, 17 September 2010
TAPTENG-METRO; Setelah Dina Riana br Samosir resmi berpasangan dengan Drs Hikmal Batubara sebagai balon Bupati dan wakil Bupati Tapteng pada Pemilukada Tapteng 12 Maret 2011, H Juneidi Tanjung MPd yang sempat disebut berpaket dengan Dina Riana, belakangan dianggap layak berpasangan dengan H Syukran J Tanjung SE sehingga akan menjadi paket duo Tanjung. 

Hal tersebut sampaikan Ketua Gerakan Mahasiswa Sibolga, Samsul Pasaribu yang juga putra Barus kelahiran Sibolga kepada METRO di Sibolga, Kamis (16/9).
Menurut Samsul, saat ini semua kandidat yang maju dinilai bukan orang sembarangan dan sarat dengan prestasi dan dedikasi. Apalagi beberapa diantaranya adalah orang-orang kuat dan dekat dengan penguasa saat ini.
"Jika, hitungannya dukungan financial bisa ditebak pemenang pemilukada yang akan datang, namun karena kedaulatan ada di tangan rakyat dan rakyat dewasa ini juga sudah pintar dalam menghargai dan menggunakan hak pilihnya, maka sebesar apa pun cost yang dikeluarkan oleh seorang kandidat hanya akan dikalikan dengan nol, apabila tidak mendapat simpati dari calon konstituen," katanya.

Sunday, August 15, 2010

Meramal Pidato LPJ Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Tahun 2014

MERAMAL PIDATO LPJ PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO PADA TAHUN 2014
Oleh ; Syamsul Pasaribu
Presiden Mahasiswa Ikopin- Bandung

Bukan sok ingin menjadi penerus mama laurent atau nompang tenar seperti Jojo dan Shinta, namun judul diatas ditujukan dari wacana yang berkembang beberapa hari belakangann ini baik di media cetak maupun elektronik. Wacana itu diantaranya adalah rencana redominasi mata uang Rupiah yang konon katanya sudah diwacanakan sejak lima tahun yang lalu.
Presiden SBY di Paripurna MPR/ DPR RI

Pembaca mungkin bertanya, lalu apa korelasinya dengan LPJ Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada akhir masa jabatannya nanti di tahun 2014? Jawabannya mudah, seperti yang telah kita ketahui bersama politik pencitraan yang dibangun presiden RI ke-6 itu diperuntukkan bagi masyarakat ekonomi menengah kebawah yang notabenenya tidak mau ambil pusing dengan segala pertikaian yang ada di tingkat elite politik. Sekisruh apa pun sidang angket kasus bank century, berapa pun banyaknya uang gayus di rekening ajaibnya, bagi rakyat kecil yang menjadi sasaran tembak pencitraan SBY (baca: orang-orang miskin) tidak begitu menjadi persoalan.

Tuesday, July 6, 2010

Satu lagi catatan hitam Kepolisian


Kemajuan teknologi yang juga berdampak pada fasilitas komunikasi memberikan kemudahan bagi manusia sebagai makhluk konsumerisme. Jarak yang ribuan mil bisa terkesampingkan dengan teknologi komunikasi saat ini. Khususnya internet atau yang lebih dikenal dengan jejaring sosial seperti facebook, twitter dan lain-lain. Namun seiring dengan berjalannya waktu pengunaan jejaring sosial tadi mulai disalahgunakan menjadi alat untuk menghina, memaki, mempojokkan serta beberapa tindakan melanggar norma lainnya.

Kalau Luna Maya di twitternya pernah mengatakan infoteiment sama dengan pelacur, mendapatkan kritikan tajam dari sejumlah kalangan. Kali ini salah seorang oknum polisi berinisial AG menulis dalam facebooknya “ masyarakat sibolga lemah lawan kami dan takut..masyarakat ini bodoh..gak ada nyali..ckckckck...sibolga bodoh “. Hal tersebut merupakan penyalahgunaan media internet sehingga memancing amarah dari segenap masyarakat sibolga pengguna facebook, sebab komentar tersebut dianggap meprovokasi perpecahan di Kota sibolga yang sudah kembali tentram pasca kericuhan pemilukada yang lalu. Peryataan yang dia tuliskan tersebut tidak didasari oleh hal yang jelas. Sehingga bisa membuat permasalahan baru, itu terbukti dari sejumlah komentar yang muncul menanggapi peryataan tersebut. Bahkan membuat pertengkaran di facebook tersebut yang bahkan tidak menyelesaikan masalah. Seharusnya jika ada permasalahan yang cukup serius seperti hal tersebut semestinya tidak diselesaikan di dunia maya. Karena komunikasi yang terbangun pada akhirnya bukan menyelesaikan permasalahan, sebab kalimat yang tertuliskan bisa salah arti ketika dibaca dengan intonasi yang tidak sesuai dengan apa maksud penulisnya.
Perilaku oknum polisi tersebut menambah daftar catatan hitam kepolisian dimata masyarakat, apalagi jika dikaitkan dengan sejumlah nama perwira polisi bermasalah disebabkan memiliki rekening triliyunan rupiah yang baru-baru ini diberitakan di majalah Tempo. Polisi merupakan masyarakat sipil yang dipersenjatai guna melindungi, melayani dan mengayomi masyarakat menjadi semboyan semata sebab kenyataannya dilapangan mayoritas polisi tidak mampu  melaksanakan hal tersebut. Lontaran kalimat oknum polisi yang cukup arogan tersebut seharusnya tidak keluar sebab sebagai aparat penegak hukum harusnya memberikan contoh yang baik dalam bertindak terutama dalam hal penggunaan media internet yang belakanagan ini kerap menjerat seseorang keranah hukum karena tidak paham akan UU ITE.

Kejadian seperti itu seharunya menjadi cambuk bagi institusi polisi agar setiap calon polisi merupakan orang-orang yang baik moralnya dan jika sudah terjadi sebaiknya oknum polisi tersebut diberikan terapi khusus pendidikan moral.

Friday, April 23, 2010

Hinakah seorang demonstran???

Wahai kalian yang rindu kemenangan,
Wahai kalian yang turun kejalan,
Demi mempersembahkan jiwa dan raga,
Untuk negeri tercinta.

Itulah sepengal syair lagu yang sering dinyanyikan pada saat melakukan demonstrasi. Demonstrasi/unjuk rasa adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih untuk mengutarakan pemikiran dengan lisan atau tulisan dimuka umum. Demonstran adalah orang yang ikut dalam demonstrasi/unjuk rasa.

Menjadi seorang demonstran kerap mendapatkan cibiran. Apalagi ketika demonstran tersebut adalah mahasiswa. Memang belakangan ini cap demonstran kerap dipegang oleh mahasiswa. Padahal berdemonstrasi merupakan hak semua orang. Cibiran-cibiran yang dilontarkan disebabkan adanya pemikiran bahwa mahasiswa yang ikut demonstrasi tersebut adalah orang-orang yang tidak beres. Hal ini disebabkan ada banyak mahasiswa yang "mengaku" demonstran terlambat menyelesaikan studinya, bahkan harus D.O akibat telah melewati batas waktu yang ditentukan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan. Cara berpakaian mahasiswa tersebut juga biasanya acak-acakan. Akibat hal tersebut mahasiswa lainnya enggan untuk berteman dengan mahasiswa tersebut. Masyarakat juga terkadang tidak suka dengan seorang demonstran karena pada saat pelaksanaan demonstrasi kerap berefek kepada kondisi sosial yang membuat masyarakat merasa dirugikan, seperti kemacetan akibat demonstrasi.

Padahal efek negatif yang seolah-olah muncul dari demonstran tadi sebenarnya bukanlah akibat dari berdemonstrasi. Mahasiswa yang terlambat menyelesaikan studi dan berpakaian acak-acakan disebabkan oleh perilaku personal mahasiswa tersebut dan efek sosial pada masyarakat datangnya dari masyarakat itu sendiri, kemacetan bukan karena demonstrasinya tapi akibat banyaknya kendaraan tidak seimbang dengan jumlah jalan yang ada.

Menjadi seorang demonstran tidaklah gampang, sebab seorang demonstran bukanlah seorang yang selalu hanya ikut pada saat demonstrasi. Karena kalau hanya ikut pada saat demonstrasi belum bisa disebut seorang demonstran tapi hanya simpatisan. Seorang demonstran adalah orang yang sejak awal telah sadar akan sesuatu hal dan mencoba mendiskusikan dengan beberapa orang sadar lainnya dan mereka menyimpulkan adanya kesalahan yang perlu diutarakan melalui lisan ataupun tulisan. Setelah menyadari adanya kesalahan,
orang-orang tadi mencoba menginventarisasi kesalahan-kesalahan tersebut (tabulasi isu) sehingga menemukan pokok permasalahan (isu pokok) yang harus di utarakan. Untuk mengutarakan isu tersebut diperlukan sebuah kegiatan dalam bentuk aksi. Beberapa bentuk aksi adalah aksi selebaran, aksi spanduk, aksi delegasi, aksi mogok, aksi turun jalan/demonstrasi. Sebelum pelaksanaan aksi demonstrasi yang melibatkan massa perlu cara bagaimana mengorganisir massa melalui manajamen aksi/struktur aksi.barulah kegiatan demonstrasi di berlangsungkan.

Titik tolak keberhasilan sebuah aksi bukan pada perubahan Kebijakan seketika dari suatu isu pokok yang digusung, namun pada isu yang diutarakan, ketika isu yang diutarakan telah sampai kepada penentu kebijakan dan telah membuka serta mencerahkan pemikiran masyarakat atau bahkan telah menimbulkan reaksi dari kelompok yang seide dan juga yang tidak seide maka aksi tersebut telah berhasil.

Ketika tahapan tadi telah dikerjakan seseorang patutlah dia disebut seorang demonstran. Namun apakah seorang demonstran itu hina???
Jawabannya tidak!!! Sebab seorang demonstran adalah orang yang memiliki nilai intelektualitas yang tinggi hal ini dapat dilihat melalui tahapan yang harus dikerjakan untuk melaksanakan demonstrasi. Apalagi ketika seorang demonstran akan mensosialisasikan isu yang akan diusung kepada massa aksi yang belum "tersadarkan" maka demonstran tersebut harus mengali sebanyak-banyaknya pengetahuan tentang isu yang diusung sehingga argumen-argumen yang mendukung maupun anti tesis dari isu dapat menjadi bahan dalam penyadaran massa. Oleh karena itu cap buruk seperti mahasiswa bandel, bodoh, tidak karuan adalah cap yang salah bagi seorang mahasiswa demonstran.

Berdemonstrasi adalah jalan terakhir untuk memperjuangkan gagasan/ide, sepanjang berdemonstrasi itu akibat kesadaran maka tak hinalah berdemonstrasi.