Selamat Atas Peluncuran Majalah Online GERMASI "IDEALIS", Terbit Tanggal 5 Setiap Bulan. Jangan Sampai Ketinggalan

Monday, December 24, 2012

Ketua Umum PB Germasi ikuti Sarasehan Nasional di Jakarta

Ketum PB Germasi bersama Surya Paloh sesaat setelah Sarasehan
Jakarta | Atas undangan panitia penyelenggara sarasehan nasional ormas Nasdem Pusat, Ketua Umum PB Gerakan Mahasiswa Sibolga Indonesia (Germasi) menghadiri dan mengikuti sarasehan nasional bertema "Restorasi Indonesia Menuju Indonesia Baru" yang dilaksanakan baru-baru ini di Sumba Room Hotel Borobudur Jakarta Pusat. Sarasehan yang mendaulat mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, Drs.H.M Jusuf Kalla sebagai kynote speech juga melibatkan beberapa pembicara terkenal dan tokoh nasional diantaranya Ketua Badan Kehormatan DPR RI, Dr. (HC) Siswono Yudho Husodo, Dr. Rizal Ramli, Prof. Komaruddin Hidayat dan mantan panglima TNI, Jend (Purn) H. Endriartono Sutarto. Turut juga hadir beberapa pembanding dan pengamat politik di Indonesia salah satunya adalah Prof.Cipta Lesmana.

Tuesday, November 27, 2012

Pancasila atau Pancasila

Oleh : Irfan Arhamsyah Sihotang
Irfan Arhamsyah S
Katanya, Negara Indonesia adalah sebuah negara yang nilai-nilai luhurnya sangat tinggi bahkan digembar-gembotkan sebagai ikon keidealan sebuah tata etika peradaban dunia. Benarkah? Sangat sulit untuk menjawab pertanyaan ini, karena memang selalu ada inisiatif kecil kita untuk tidak tega dengan begitu mudahnya memberikan kredit buruk untuk tanah air kita, kita pasti selalu mencari celah untuk membela. Kalau pertanyaan ini ditujukan kepada Saya, Saya akan bilang bahwa Indonesia itu masih bercita-cita untuk mengaplikasikan etika yang baik, jadi masih belum bisa dinilai secara kongkrit tentang baik dan buruknya.*jawaban ngeles….

Friday, November 9, 2012

Germasi “Pemkab dan Pemko Perlu Bersinergi Bangun Rumah Rehabilitasi Jiwa”



Pasca Tragedi Berdarah Simangusor Tapteng

Salah satu korban dalam perawatan
 Sibolga | Pasca tragedi berdarah di Simanusor Tapanuli Tengah (Tapteng) yang merenggut tiga nyawa anak sekolah Minggu, Gerakan Mahasiswa Sibolga-Indonesia (Germasi) menyatakan sikap menyesalkan peristiwa tersebut dan menyampaikan rasa belasungkawa yang sebesar-besarnya terhadap keluarga para korban. Demikian disampaikan oleh ketua umum PB Germasi, Samsul Pasaribu kepada RAKYAT kemarin (7/11).

Saturday, November 3, 2012

PC IMM Sibolga/ Tapteng dilantik, Germasi ucapkan selamat


Sekjend PB Germasi ucapkan selamat untuk IMM
Sibolga | Gerakan Mahasiswa Sibolga-Indonesia (Germasi) diwakili oleh Sekretaris Jenderal PB Germasi, Andi Josua hadiri undangan pelantikan dan serah terima jabatan PC IMM Kota Sibolga/ Tapteng masa bakti 2012-2013. Pelantikan dan sertijab itu sendiri dilaksanakan di komplek perguruan Muhammadiyah Kota Sibolga, Jalan Dr. E Bungaran/ Dame Sibolga.

Wednesday, October 31, 2012

GERMASI Hadiri Pelantikan PMD KAHMI Sibolga/Tapteng

Pengurus Germasi diabadikan setelah pelantikan MPD Kahmi
Sibolga | Gerakan Mahasiswa Sibolga-Indonesia (Germasi) hadiri acara pelantikan Pengurus Majelis Daerah (PMD) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Sibolga (KAHMI) Sibolga/Tapanuli Tengah. Sebagaimana laporan ketua panitia, acara Pelantikan PMD KAHMI Sibolga/ Tapteng juga dirangkai dengan pembukaan Latihan Kader (LK) I komisariat HMI Kota Sibolga/ Tapteng. Sebanyak 30 orang calon anggota HMI akan digembleng menjadi Anggota  HMI selama sepekan yang ditempatkan di gedung MUI Tapanuli Tengah, Pandan.

Tuesday, October 23, 2012

FOBIA ALA PENGUASA


Oleh : Samsul Pasaribu*

Anda Fobia terhadap sesuatu? Tidak usah khawatir karena tulisan kali ini tidak bercerita tentang rasa ketakutan pembaca terhadap tikus, nenas, pisang, pintu, lift atau apa pun itu. Kali ini penulis hanya ingin berbagi informasi perihal Fobia yang belakangan ini sering mengidap para penguasa kita. Apa itu? Fobia terhadap kritik.

Sebelum kita berbicara tentang benang merah antara fobia, kritik dan penguasa ada baiknya penulis menjelaskan lebih dahulu apa itu Fobia. Dalam Wikifedia dijelaskan bahwa Fobia (gangguan anxietas fobik) adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya.
Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat, dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara di bayangan mental seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.

Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrem seperti trauma bom, terjebak lift, dikritik terus menerus (red) dan sebagainya.

Monday, October 22, 2012

Germasi “ Gatot Tidak Layak Lagi Pimpin Sumut”


Plt. Gubsu Dinilai Masuk Ring Pertarungan Politik Tapteng

Samsul Pasaribu
Tapteng| Semakin gencarnya perang politik di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng)  semakin banyak pula melibatkan banyak orang termasuk Plt. Gubernur Sumut, Gatot Pujo Nugroho, ST. Banyak pihak mensinyalir kalau terlibatan Gatot di Tapteng sarat kepentingan politik jelang Pilgubsu 2013 nanti.

Menurut ketua Pengurus Besar (PB) Gerakan Mahasiswa Sibolga-Indonesia (Germasi), Samsul Pasaribu, bahwa selama ini  Gatot dipuja dan disanjung di dua daerah serumpun ini yaitu Sibolga dan Tapteng. Bahkan Gatot cukup dipuja dan dieluk-elukkan sebagai pemimpin panutan oleh karena tercatat sebagai Gubernur yang paling banyak berkunjung ke Sibolga dan Tapteng sejak seluruh keresidenan Sumut bergabung kedalam provinsi Sumatera Utara. Akan tetapi, langkah Gatot yang secara tidak langsung terlibat dengan konflik kepentingan politik di Tapteng membuat pamor positif Gatot turun drastis ditengah-tengah masyarakat.

Sebagai pembina partai politik di Sumut, sejatinya Gatot mampu menetralisir kedua belah pihak yang saling berseberangan. Gatot tidak mungkin tidak tahu konflik politik di Tapteng. Oleh karena itu memilih sikap tidak memihak pihak manapun adalah langkah terbaik sembari mengajak duduk kedua belah pihak untuk berpikir jernih mencari solusi yang terbaik. Tetapi sangat disayangkan, Gatot justru menempuh langkah lain dengan cara mengakomodir kepentingan salah satu pihak yang akhirnya merugikan pihak lainnya. “Jika hal ini terus dipertahankan oleh Gatot, maka pemimpin seperti ini sudah tidak layak lagi memimpin Sumut dimasa yang akan datang. Karena berbahaya bagi keberlangsungan demokrasi di Sibolga dan Tapteng” tegas Samsul

Friday, September 21, 2012

MURI dituding Lakukan Pembohongan Publik

Mahasiswa mendesak Muri melayangkan permohonan maaf secara tertulis kepada masyarakat Kabupaten Halmahera Barat sebagai kabupaten pemegang rekor bakar ikan terpanjang di Indonesia.
Medan, Aktual.co — PB Gerakan Mahasiswa Sibolga-Indonesia (Germasi)  secara resmi melayangkan surat keberatan atas penghargaan yang diberikan Museum Rekor Muri Indonesia (Muri) kepada Kabupaten Tapanuli Tengah dalam kegiatan bakar ikan terpanjang di Indonesia.

"Kita sudah layangkan surat kepada Muri dan DPR RI di Jakarta, Senin (17/9), dimana dari fakta disertai bukti yang kita kumpulkan berupa video, gambar dan kliping koran menguatkan ketidaksempurnaan pemecahan rekor itu. Kita menyatakan keberatan karena itu merupakan pembohongan publik," ujar Ketua PB Germasi Samsul saat dihubungi Aktual.co di Sibolga, Kamis (20/9).

Untuk itu, Germasi meminta agar Muri membatalkan dan mencabut penghargaan yang telah diberikan. Muri juga didesak meminta maaf kepada masyarakat ataskelalaian tersebut.

Selanjutnya, mahasiswa mendesak Muri melayangkan permohonan maaf secara tertulis kepada masyarakat Kabupaten Halmahera Barat sebagai kabupaten pemegang rekor bakar ikan terpanjang di Indonesia.

"Kami beri tenggat 7x24 jam untuk merespons surat Germasi dengan arif dan bijaksana. Jika tidak, maka kecurigaan kita bahwa pemberian penghargaan oleh Muri kepada Tapteng sarat dengan kepentingan pihak–pihak tertentu semakin terbukti," kata dia.

Sementara itu, Wakil Bupati Tapteng, Syukran J Tanjung selaku Ketua Panitia Penyelenggara HUT Tapteng ke 67 kepada saat dihubungi secara terpisah, Kamis (19/9) malam, mengatakan pemberian Rekor Muri kepada Kabupaten Tapteng sepenuhnya merupakan kewenangan Muri.

"Ya semua kan punya hak untuk menyatakan pendapatnya. Pemberian Rekor Muri itu sepenuhnya kewenangan Muri, mereka yang buat penilaian," tandasnya.
 
Dikutip dari sumbernya aktual.co klik disini

Monday, September 17, 2012

GERMASI RESMI SURATI MURI DAN DPR RI

"Terkait Pemecahan Rekor MURI di Tapanuli Tengah" 
SIBOLGA|  PB Gerakan Mahasiswa Sibolga-Indonesia (Germasi) akhirnya secara resmi melayangkan surat keberatannya kepada Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas pemberian piagam penghargaan MURI terhadap acara bakar ikan terpanjang di Indonesia yang pada kenyataanya tidak sesuai dengan realita yang sebenarnya.

Kepada RAKYAT, ketua umum PB Germasi, Samsul Pasaribu melalui rilisnya mengatakan bahwa setelah menunggu waktu hampir 3 minggu, akhirnya Germasi bisa menyurati MURI. Kelambatan ini dikarenakan bukti-bukti berupa video, gambar dan kliping koran yang bisa membuktikan dan menguatkan ketidak sempurnaan pemecahan rekor tersebut baru final pada 14 September 2012 lalu. Sehingga, setelah semua bukti bisa kita kumpulkan secepatnya Germasi pun langsung menyampaikan keberataanya akan kebohongan yang terjadi dilapangan.

Dalam surat bernomor PB.Germasi/ 005-2012 tertanggal 17 September 2012 itu Germasi menerangkan bahwa MURI telah melakukan pembohongan publik khususnya berbohong kepada masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga. Karena acara bakar ikan yang digadang-gadang mencapai 7.2 Km tersebut pada kenyataanya tidak terpenuhi sama sekali. Secara fair Germasi mengakui bahwa di Tapanuli Tengah hanya disediakan panggangan ikan sepanjang 7.2 Km sedangkan untuk pokok acara sendiri yaitu bakar ikan tidak terpenuhi dengan sempurna.
 

Tuesday, August 28, 2012

Terkait Pemecahan Rekor MURI di Tapanuli Tengah

GERMASI AKAN SURATI MURI AGAR DIBATALKAN
Sibolga 27/8. Harian Rakyat Tapanuli
Samsul Pasaribu saat press conference terkait MURI
Pasca pecahnya Rekor MURI bakar ikar ikan terpanjang di Indonesia mencapai 7,2 Km yang sangat kontroversial, Pengurus Besar (PB) Germasi akan menyurati langsung lembaga pemberi piagam penghargaan dalam hal ini Museum Rekord Dunia Indonesia (MURI). Hal ini dilakukan mengingat beberapa fakta permulaan yang berhasil dikumpulkan oleh relawan Germasi yang berada dilokasi menunjukkan bahwa pemecahan rekord MURI dimaksud sarat dengan kepentingan pihak tertentu serta apa yang disebut dengan  pemecahan rekord tidak terjadi sama sekali.
Demikian disampaikan oleh ketua umum PB Germasi, Samsul Pasaribu kepada RAKYAT kemarin (27/8). Menurut Samsul, MURI tidak profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai pemberi penghargaan terhadap hal-hal luar biasa yang terjadi di Indonesia. MURI juga dinilai memperdagangkan sertifikat Rekord Indonesia untuk kepentingan pihak-pihak tertentu. Tegasnya. Berkaca dari apa yang terjadi di Tapanuli Tengah pada 23 Agustus 2012 yang lalu dimana MURI memberikan sertifikat atas prestasi Tapanuli Tengah melakukan kegiatan bakar ikan yang dicatat sebagai terpanjang di Indonesia yaitu sepanjang 7,2 Km. Padahal, realita dilapangan acara bakar ikan itu sendiri tidak lebih dari 4 Km. Faktanya berdasarkan amatan Germasi dilapangan, dan pemberitaan media lokal dibuktikan dengan photo-photo yang lengkap, jelas terlihat bahwa pemecahan rekor MURI di Tapteng merupakan sesuatu yang dipaksakan. Disebut dipaksakan karena sudah terlajur digadang-gadangkan sehingga akan sangat menyakitkan bagi pihak-pihat tertentu bila acara yang menelan dana besar itu tidak mampu memecahkan rekord MURI. Dengan demikian, karena terlanjur dilaksanakan, kendati tidak sesuai dengan standard yang telah ditetapkan oleh MURI secara terpaksa MURI harus memberikan penghargaan itu. “Inikan jelas-jelas sebuah kebohongan yang nyata. Kebohongan yang tidak bisa terbantahkan oleh siapa pun, termasuk oleh penyelenggara itu sendiri” tegas putra Barus kelahiran Sibolga ini.

Monday, July 16, 2012

Terkait Wafatnya Korban Kebakaran di Jalan Bawal Sibolga


Germasi : Keluarga Korban Harus Tuntut Walikota Sibolga

SIBOLGA - Gerakan Mahasiswa Sibolga Indonesia (Germasi) menyesalkan langkah-langkah yang diambil oleh pihak RSUD Dr.FL.Tobing Sibolga terhadap almarumah NenniSimamora (52) yang akhirnya wafat tanpa ada pertolongan yang maksimal.
Menurut Samsul Pasaribu, berdasarkan informasi yang diterima oleh Germasi, jelas sangat nyata telah terjadi pembiaran terhadap korban. Analisa yang dilakukan oleh pihak rumah sakit juga tidak maksimal. Salah satu contoh misalnya, pihak rumah sakit mengatakan bahwa keadaan korban bisa ditangani dan tidak perlu dirujuk ke Medan padahal, luka bakar yang dialami korban cukup parah. Sehingga pihak RSUD Dr.FL.Tobing Kota Sibolga dinilai terlalu percaya diri mampu menangani korban. Padahal, peralatan yang serba terbatas di RSU ini jelas-jelas tidak memadai untuk menolong korban.
Dilihat dari jam masuk hingga wafatnya korban yang memakan waktu 17 jam, maka sebenarnya seandainya pihak RSUD FL. Tobing Kota Sibolga segera merujuk korban ke Medan maka setidaknya harapan untuk sembuh tentu saja ada. Tetapi pihak rumah sakit tidak tanggap akan hal ini. Korban justru dipaksakan tetap dirawat di RSUD FL.Tobing padahal malamnya korban sudah tidak bisa menerima usapan makanan.
“Ada rencana pihak rumah sakit melakukan operasi terhadap pembuluh darah besar korban pada bagian leher untuk mempermudah korban menerima usapan makanan tetapi hingga korban wafat hal itu tidak dilakukan oleh pihak rumah sakit sehingga patut di duga korban meninggal bukan karena luka bakarnya tetapi karena mati lemas kelaparan” terang aktivisi pergerakan mahasiswa Bandung Raya ini.
Samsul juga menyampaikan penyesalannya terhadap ketegasan Walikota Sibolga atas insiden ini. Menurut Samsul, Walikota Sibolga terlalu lambat dan ragu-ragu mengambil langkah pertolongan terhadap korban. Malam hari, Walikota Sibolga sebenarnya sudah melihat keadaan korban dan sejatinya beliau langsung mengerti separah apa luka bakar korban. Akan tetapi, Walikota Sibolga justru terlalu percaya dengan apa yang dikatakan oleh dr Banjarnahor yang mengatakan korban cukup ditangani di Sibolga. Alhasil, keputusan itu berakibat fatal dan korban pun wafat.

Thursday, July 12, 2012

Jelang Pilgubsu 2013


GERMASI “WARGA SIBOLGA SEBAIKNYA ABSTEIN”
SIBOLGA - Setelah melakukan pengkajian yang mendalam terhadap dampak pemilihan langsung Gubnernur dan Wakil Gubernur 2013 yang akan datang, maka Gerakan Mahasiswa Sibolga-Indonesia (Germasi) berkesimpulan bahwa untuk Pilgubsu 2013 yang akan datang warga Sibolga sebaiknya abstein (tidak menggunakan hak suaranya). Kesimpulan ini diambil berdasarkan analisa terhadap sejauhmana peranan kota Sibolga untuk mampu mempengaruhi hasil Pilgubsu yang akan datang. Demikian disampaikan ketua umum Pengurus Besar (PB) Germasi, Samsul Pasaribu kepada SURAT, Kamis (12/7).
Menurut Samsul, memilih sikap abstein pada Pilgubsu 2013 yang akan datang tidak akan merugikan pihak mana pun termasuk para calon gubernur yang akan bertarung. Hal ini dikarenakan berdasarkan data statistik warga Sibolga yang berhak menggunakan suaranya pada setiap pemilu baik pilpres, pilgub dan pemilukada hanya kisaran 65 ribu suara. Itu pun yang dipastikan benar-benar menggunakan hak suaranya hanya 50 persen dari total pemilik suara. Sehingga suara yang hanya sebesar itu bila diperebutkan oleh 2 hingga 5 calon gubernur jelas-jelas tidak mempengaruhi apa pun.
“Oleh karena itu para kandidat calon gubernur tidak perlu merasa dirugikan bila akhirnya nanti Sibolga memilih sikap abstein” jelas mantan presiden mahasiswa Ikopin Bandung ini.
Lebih jauh Samsul juga menerangkan bahwa Pilgubsu 2013 justru lebih banyak keburukannya dari pada manfaatnya. Alasannya adalah perhatian pemerintah provinsi Sumatera Utara dari masa ke masa nyaris tidak terasa sama sekali. Alokasi anggaran untuk menunjang pembangunan di APBD Sumatera Utara masih terkonsentrasi di sumatera utara bagian timur. Bahkan ironisnya lagi, anggota legislatif provinsi dari daerah pemilihan pantai  barat seperti tidak punya taring.

Sunday, July 8, 2012

Soal Menkanla RI batal datang ke Tapteng

GERMASI "Diduga Ada Unsur Kesengajaan Pihak Terkait

SIBOLGA - Batalnya Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia,Sharif Cicip Sitardjo datang ke Tapteng dan Sibolga mendapat tanggapan dari elemen mahasiswa. Karena pembatalan kedatangan Menteri tersebut diduga memiliki muatan politis antar kedua pemerintah daerah Sibolga dan Tapteng. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Sibolga Indonesia (Germasi), Samsul Pasaribu kepada SURAT, Minggu (8/7).
Dugaan itu diungkapkan setelah melalui analisa Germasi secara mendalam. Kerusakan pesawat sewa menyebabkan Menteri batal datang, merupakan hal yang tidak masuk akal bagi Germasi. Karena Menteri belum terbang dari Jakarta sehingga bisa mengunakan pesawat lain dari perusahaan pesawat yang disewa.
“Menterikan menggunakan pesawat sewa harusnya kalau rusak, dia (menteri-red) bisa tukar pesawat. Kalau sudah terbang kemudian pesawat ada kerusakan sehingga tidak bisa mendarat di pinangsori dan harus kembali ke Jakarta atau karena cuaca buruk masih bisa diterima akal. Apalagi kerusakan tidak mungkin terjadi saat-saat akan berangkat. Paling tidak setengah jam sebelum berangkat pasti sudah dicek keberadaan pesawat. Jadi kalau ada tanda-tanda kerusakan bisa tukar pesawat,” kata Samsul.
Masih dikatakanya semula bagi Germasi pembatalan kedatangan menteri adalah hal yang biasa karena menteri pasti akan lebih mendahulukan tugas-tugas dijakarta yang berhubungan dengam Presiden. Namun begitu mengetahui menteri batal datang akibat pesawat rusak, baru dilakukan analisa.
“Kita ketahui acara menteri tidak hanya untuk pemancangan pertama pembangunan dermaga pelabuhan perikanan nusantara sibolga. Tetapi ada agenda politik yang sudah disiapkan yakni temu kader partai golkar. Sebab menteri itu Wakil Ketua Umum Partai Golkar.  Meskipun agenda itu dibuat oleh Partai Golkar Sibolga namun sebagai Wakil Ketua Umum menjelang 2014 nanti, temu kader tersebut pasti sangat berarti baginya untuk mensosialisasikan calon presiden yang akan digusung Partai Golkar,”ujarnya

Wednesday, May 9, 2012

SYARFI DAN BONARAN. SERUPA TAPI TAK SAMA


Oleh : Samsul Pasaribu*
Benar kata orang. Bagaimana pun miripnya wajah seseorang (baca : kembar indentik) selalu ada saja ada yang membedakan keduanya. Fenomena  inilah yang menjadikan istilah serupa tapi tak sama menjadi hal yang wajar-wajar saja dalam dinamika kehidupan kita. Tapi ada sebahagian yang tidak serupa sama sekali, bahkan dari garis keturunan pun mungkin, sekali lagi mungkin bila ditarik garis lurus kesamaan itu hanya bertemu disatu titik yaitu nabi Adam. Begitu pun, layaknya serupa tapi tak sama itu terkadang kita juga menyaksikan ada orang yang tidak serupa sama sekali tetapi ada hal-hal yang membuat mereka sama dan sejajar dalam pandangan kita. Seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono misalnya. Tentu kita sepakat SBY tidak mirip sama sekali dengan perdana menteri perdana menteri Inggris David Cameron. Begitu juga halnya David Cameron tidak mirip sama sekali dengan Francois Hollande (presiden Francis). Tetapi ketidak miripan itu disamakan oleh status sosial yang mereka miliki sekarang yaitu sama-sama kepala negara atau kepala pemerintahan. Sehingga mereka tidak punya pilihan bahwa sebagai pimpinan sebuah negara ada hal-hal tertentu yang harus mereka perhatikan seperti cara mereka berpakaian, berbicara, merespon issu dan menanggapi kritik. Stutus mereka yang kebetulan orang nomor satu memaksa mereka untuk bisa menjadi warga negara unggul dan terbaik serta mutlak harus menjadi panutan.

Itulah prolog yang coba penulis gambarkan sebelum penulis mengajak pembaca menuju satu titik terkecil dalam membedakan antara Syarfi Hutauruk yang polisiti dengan Bonaran Situmeang yang praktisi hukum. Keduanya punya latar belakang yang berbeda jauh. Tidak hanya itu, wajah mereka pun tidak mirip sama sekali. Sang Praktisi hukum berkumis sedangkan si politisi tidak sama sekali. Bonaran tinggi tegap sedangkan Syarfi pendek dan gemuk. Begitu  banyaknya perbedaan itu ternyata mereka disatukan oleh banyak hal. Pertama, mereka sama-sama berasal dari kampung. Mereka juga sama-sama dewasa di Jakarta. Keduanya juga sama-sama berhasil menjadi orang terkenal. Uniknya lagi mereka juga sama-sama berhasil menjadi pembela rakyat. Bonaran membela orang-orang yang HAM nya terancam sedangkan Syarfi pembela kepentingan rakyat di parlemen. Kesamaan itu pun sempurna secara kebetulan bahwa mereka sama-sama menjadi kepala daerah. Syarfi Hutauruk menjadi Walikota di Sibolga sedangkan Bonaran Situmeang menjadi Bupati di Tapanuli Tengah. Anehnya lagi, antara Sibolga dan Tapanulli Tengah justru adalah kabupaten/kota yang sejarah, kultur dan budayanya sama. Sempurnakan?

Saturday, May 5, 2012

Soal Permohonan Maaf Terhadap Bupati

Germasi Sesalkan Sikap Sahat
Sibolga.-(5/5) Harian Suara Rakyat Tapanuli
e-peper Harian Suara Rakyat Tapanuli
Permohonan maaf yang dilakukan oleh Dosen STIE Al-Wasliyah, Sahat Simatupang SE terhadap Bupati Tapteng Raja Bonaran Situmeang SH, M.Hum membuat beberapa elemen masyarakat kecewa tidak terkeculai Gerakan Mahasiswa Sibolga-Indonesia (Germasi). Germasi menyesalkan itu karena tindakan itu dipandang sebagai pembiaran terhadap penguasa untuk selalu mengintimidasi karya ilmiah orang lain. Samsul Pasaribu selaku ketua Germasi mengatakan bahwa apa yang dilakukan Sahat sudah tidak etis. Dirinya menganggap Sahat tidak menghargai hasil pertemuannya dengan komisi I DPRD Sibolga dengan sejumlah mahasiswa STIE dan Germasi. "Dalam pertemuan itu ada hasil yang kita dapatkan dimana dalam hasil itu seharusnya membalas surat undangan itu bahwa Sahat menolak untk menghadiri undangan tersebut dan menyarakan agar Bupati membuat agenda acara atau forum ilmiah yang khusus menyelesaikan kontroversi dimaksud" kata Samsul kepada SURAT di Sibolga, Jumat(4/5)
Dikatakanya apa yang menjadi perseteruan antara Sahat dengan Bonaran bukan lagi  menjadi masalah pribadi melainkan sudah menjadi permasalahan akademik versus penguasa. Namun tidak Sahat seolah-olah memberikan peluang terhadap pemerintah untuk menakut-nakuti para penulis dimasa yang akan datang. "Kalau seperti ini cara penyelesaiannya maka kedepan penguasa akan sangat mudah mengintimidasi setiap karya tulis orang lain" ucapnya. Lebih lanjut Samsul mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Sahat Simatupang sudah mencederai para pembelanya sendiri. Karena mahasiswa sebenarnya tidak pernah mendukung sahat atas pribadinya sendiri melainkan status dosen yang ada padanya mengingat Sahat mengatasnamakan profesi dosennya dalam tulisannya yang mengundang kontroversial. "Cara-cara seperti ini tentu berbahaya dalam dunia pendidikan kita. bila setiap karya ilmiah diancam pidana dan di obok-obok penguasa maka hancurlah bangsa ini' sesalnya.

Thursday, May 3, 2012

GERMASI : WALIKOTA LAMBAT PERJUANGKAN RUSUNAWA


Sibolga.-Harian Suara Rakyat Tapanuli
Sumber: Harian SURAT
Pembatalan pembangunan Rusunawa tahun 2012 oleh Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia yang harusnya telah terbangun ditahun ini disesalkan oleh Gerakan Mahasiswa Sibolga-Indonesia (Germasi). Kontan saja, Germasi menilai pembatalan itu murni menjadi kesalahan Walikota Sibolga yang dinilai lambat menangani berbagai permasalahan yang muncul khususnya faktor alam dan lokasi yang tidak mendukung sama sekali dengan rencana strategi pembangunan rusunawa tersebut. Demikian disampaikan ketua Umum PB Germasi Samsul Pasaribu kepada SURAT kemarin (02/04)
Samsul menerangkan bahwa ada kekhawatiran kedepan pemerintah pusat tidak percaya lagi dengan pemerintah kota Sibolga dimasa yang akan datang. Ketidak percayaan itu bisa diakibatkan oleh dua faktor. Pertama, pemerintah pusat menilai Kota Sibolga tidak serius menangani berbagai program pusat yang coba untuk diwujudkan di Kota Sibolga. Dan kedua adalah, Pusat bisa saja menilai Sibolga terlalu maju membuat sebuah perencanaan pembangunan padahal rencana itu sebenarnya tidak sesuai dan tidak didukung oleh letak geografis Sibolga yang begitu kecil dan sempit. Sehingga kedepan tidak tertutup kemungkina kota Sibolga akan dinilai sebagai kota yang suka mengada-ada tetapi tidak sesuai dengan realita. Tidak hanya itu, Walikota bisa saja mendapat nilai buruk dalam melakukan perannya karena dianggap tidak mampu dan tidak punya pengaruh besar untuk melakukan lobi-lobi dipusat. Hal ini tentu saja bertolak belakang dengan latar belakang beliau yang dahulunya adalah anggota DPR RI.

Tuesday, May 1, 2012

Germasi Sebut Bupati Tapteng Tidak Cerdas

Sibolga.-(30/04)
Gerakan mahasiswa Sibolga-Indonesia (Germasi) sebut Bupati Tapanuli Tengah tidak cerdas dalam menyikapi tulisan seorang dosen salah satu perguruan tinggi di Sibolga-Tapanuli Tengah. Ketidak cerdasan itu terlihat dari langkah yang diambil Bupati Tapteng mengancam mempidanakan penulis Sahat Simatupang SE yang dinilai tulisannya mengandung unsur fitnah dan provokasi. Demikian disampaikan ketua Umum PB Germasi Samsul Pasaribu dalam rapat dengar pendapat dengan komisi I DPRD Kota Sibolga menyikapi undangan Bupati Tapteng yang mengundang penulis untuk meninjau langsung segala fasilitas kontroversial yang diungkap dalam tulisan sahat Simatupang, SE.
Ketum PB Germasi dan Depwil Sibolga di acara RDP DPRD Sibolga
Menurut Samsul, memenuhi undang Bupati Tapteng justru menunjukkan bahwa Penulis takut dengan ancaman Bupati. karena bila penulis tidak memenuhi undangan dan mengklarifikasi tulisannya akan dijerat dengan pasal-pasal penghinaan dan provokasi. Hal ini tentu sangat disayangkan mengingat, karya tulisan merupakan hak setiap orang untuk mempublikasikan keintelektualannya. oleh karena itu bila ada pihak-pihak yang merasa dirugikan atas opini orang lain sebaiknya menjawabnya dengan cara-cara akademik. bisa dengan membuat tulisan yang sama untuk membantah atau menempuh jalur kekeluargaan dengan cara bertanya kepada penulis apa gerangan maksud dari tulisan tersebut mengingat yang tahu persis maksud dan tujuan dibuatnya tulisan tertentu adalah penulis itu sendiri. maka dari itu langkah Bupati Tapteng mengancam pidana para penulis merupakan langkah yang tidak cerdas dan tidak elok bagi kebebasan berdemokrasi dibangsa ini yang dilindungi secara konstitusi. Pempidanakan karya tulis berbahaya bagi sistem pendidikan kita dan demokrasi. Kedepan bila hal ini dibiasakan tidak tertutup kemungkinan penulis-penulis yang selama ini getol melakukan kritik dan pemikirannya akan redup dan hilang diperedaran karena ketakutan. oleh karena itu Bonaran sejatinya visioner melihat permasalahan.
Untuk itu, dalam RDP yang dihadiri oleh mahasiswa STIE, Sahat Simatupang SE (Penulis) dan seluruh anggota komisi I DPRD Sibolga, Germasi menyarankan agar permasalahan yang dihadapi penulis dihadapi dengan cara-cara akademik. tidak perlu menghadiri undangan Bupati. cukup dibalas surat undangan tersebut dan menerangkan bahwa beliau tidak bersedia hadir dan bilamana Pemkab Tapteng memang berkeinginan menyelesaikan permasalahan ini dengan baik maka cara-cara seperti seminar, lokakarya dan diskusi bisa ditempuh. usul Germasi yang disampaikan ketum PB Germasi Samsul Pasaribu.

Wednesday, April 18, 2012

Potret Pendidikan Tanah Air dan Finlandia


oleh : Samsul Pasaribu*
Jakarta Mengejutkan. Ternyata negara yang paling oke tata kelola pendidikannya bukanlah Amerika Serikat, Jepang atau Jerman. Akan tetapi, kiblat pendidikan dunia saat ini mengarah ke negara Findlandia. Amerika Serikat sendiri berada jauh dibawah level Finlandia, tepatnya di urutan ke-17. Lalu, dimana daya tariknya sistem pendidikan di Finlandia dengan negara-negara lainnya khususnya Indonesia? Jawabannya adalah di kemandirian siswa dan gurunya. Di Finlandia kemandirian dalam mengikuti proses belajar mengajar itu tidak hanya dinikmati oleh guru-gurunya yang begitu dihormati tetapi juga ditularkan kepada para pelajar melalui berbagai kesempatan-kesempatan penting. Salah satunya dimana setiap pelajar diberi otonomi khusus untuk menentukan jadwal ujiannya untuk mata pelajaran yang menurutnya sudah dia kuasai.

Sistem inilah yang dipertahankan oleh Finlandia hingga akhirnya berhasil mengantarkan negara ini berada pada posisi puncak sebagai negara yang paling berhasil mengelola pendidikan nasionalnya. Fantastiknya, dalam evaluasi belajar, angka ketidak lulusan secara nasional tidak pernah melebihi 2 persen pertahunnya. Finlandia juga tidak mengenal istilah ujian semester apalagi ujian nasional layaknya ditanah air. Evaluasi belajar secara nasional dilakukan tanpa ada intervensi pemerintah sekali pun. Karena setiap sekolah bahkan guru berkuasa penuh untuk menyusun kurikulumnya sendiri.
Jadi jangan pernah berhayal bahwa guru-guru di Finlandia disibukkan untuk mengejar terget-target tertentu karena di negeri ini guru selalu menyesuaikan bahan ajarnya dengan kebutuhan setiap pelajar. Jadi, di Finlandia siapa pun presidennya dan menteri pendidikannya tidak akan berpengaruh signifikan terhadap masa depan pendidikan. Karena fungsi pemerintah dalam memajukan sektor pendidikan adalah dukungan finansial dan legalitas. Mau bagaimana caranya, maka gurulah yang berwewenang atas itu karena guru dipandang sebagai sosok yang paling mengerti mau dimana wajah pendidikan Finlandia dibawa dimasa yang akan datang.
Sistem ini telah berdampak positif kepada pola cara mengajar guru yang tidak terlalu dipusingkan oleh hiruk pikuknya politik nasional negaranya. Keseriusan negara Finlandia menyokong keberhasilan pendidikan nasionalnya dibuktikan dengan diterapkannya kebijakan gratis sekolah 12 tahun. Kerenkan?
Ada hal menarik lainnya. Bila ditanah air setiap tahun selalu saja ada perubahan guru yang masuk silih berganti tidak demikian halnya di Finlandia. Jangankan berganti bahkan setiap kelas akan diasuh oleh 3 orang guru sekaligus. Dua orang guru bertindak sebagai guru mata pelajaran sedangkan satu orang lagi menjadi pengawas dan pembimbing setiap siswa dalam memahami setiap bidang studi.
Jadi, bila di Indonesia belajar 12 tahun berarti mengenal belasan bahkan puluhan guru maka di Finlandia selama 12 tahun setiap kelas hanya dibimbing oleh 3 orang guru. Gado-gado dong? Ops, tunggu dulu. Guru-guru di Finlandia bukanlah guru asal-asalan yang dipungut ditengah jalan atau otomatis jadi guru karena dekat dengan penguasa. Guru-guru Finlandia adalah lulusan terbaik setiap perguruan tinggi dan mereka harus masuk dalam kelompok 10 besar lulusan terbaik. Jika tidak, jangan pernah bermimpi jadi guru di negeri ini. Itulah sebabnya guru-guru di Finlandia betul-betul berdedikasi tinggi. Gajinya besar dong? Tidak. Guru-guru Finlandia justru digaji dengan gaji secukupnya bahkan bisa dikatakan kurang memadai.

Tetapi gurunya begitu menikmati profesinya hal ini karena mayoritas masyarakat Finlandia begitu menghormati dan menghargai profesi seorang guru. Bagaimana ditanah air? Dengan alasan melanggar HAM seorang guru bisa dipidanakan hanya karena menghukum seorang murid yang kebetulan indisipliner. Alasan bahwa setiap anak disekolahkan untuk pintar bukan untuk dianiaya menjadi senjata jitu siapa pun untuk memperkarakan setiap guru. Kalau begini seharusnya setiap orangtua jangan pernah menyekolahkan anaknya kalau etika dan moralnya belum bisa dipertanggungjawabkan karena dalam sistem pendidikan nasional kita, etika moral adalah tanggungjawab orang tua sedangkan pencerdasan adalah tanggungjawab guru.
Oleh karena itu salah besar menyalahkan guru bila setiap pelajar tidak beretika karena etika dan moral adalah tanggungjawab orangtua. Jadi, wajarkah kita menyalahkan guru bila diperistiwa tertentu harus bertindak tegas terhadap para pelajar? Bukankah orangtua yang bersangkutan harusnya lebih malu karena jelas-jelas gagal mempersiapkan anaknya lebih bermoral sebelum menempuh pendidikan formalnya.

Tuesday, April 17, 2012

NGAMUK, TAMPAR DAN PERLUASAN SIBOLGA

Perluasan Sibolga dan Tapteng
Oleh : Samsul Pasaribu*
Ada fenomena menarik ditengah-tengah bergulirnya kembali wacana perluasan Sibolga yang ditabuh oleh Wakil Bupati Tapanuli Tengah H.Sukran J Tanjung SE belum lama ini. Fenomena itu adalah munculnya kontroversi atas dukungan sang Wakil Bupati terkait perluasan Sibolga. Parahnya lagi, statemen dukungan itu didengarkan langsung oleh ribuan masyarakat Sibolga. Tidak hanya itu, orang nomor satu di Sumatera Utara ini pun (gubernur-red), juga turut mendengarkan statemen kontroversial sang Wakil Bupati.
Lalu dimana menariknya? Menarik karena pasca dukungan ilegal itu penulis mencoba mencari titik temu beberapa peristiwa secara nasional yang hampir bersamaan terjadinya. Peristiwa itu adalah aksi spontanitas menteri BUMN Dahlan Iskan yang ngamuk di Tol karena menangkap basah antrian panjang digerbang tol lebih dari 5 kendaraan dan issu penamparan petugas lapas yang konon katanya dilakukan oleh Wakil Menteri Hukum dan Ham, Dr.Denny Indrayana dalam sidak pengedar narkoba dari dalam lembaga permasyarakatan.
Dua peristiwa nasional ini yang sempat mengalihkan gejolak kenaikan BBM dan Kasus Korupsi Nazarudin ini punya benang merah dengan kontroversial masyarakat terhadap dukungan Wabup Tapteng akan perluasan Sibolga. Pertanyaannya dimana keterkaitan benang merah itu? Pembaca jangan bingung dulu atau berpikir terlalu sederhana. Benang merah itu bukan karena Menteri BUMN dan Wamenkumham juga turut ribut soal perluasan Sibolga tetapi karena cara masyarakat menilai tindak tanduk pejabat negara ini berbeda ditengah-tengah masyarakat.

Friday, April 13, 2012

Menunggu Ajal Diujung Pensil 2B

Andi Josua Telaumbanua
Jakarta Apa jadinya ketika setiap orang di bumi ini mengetahui kapan waktu kematiannya, maka akan terjadi krisis kepercayaan. Kekhawatiran yang berlebihan akan menghinggapi semua orang. Bahkan setiap orang mungkin sudah tidak mau lagi berbuat apa-apa, hanya berdiam diri menunggu ajal. Dilema seperti itu tidaklah salah ketika dialami oleh orang yang mengetahui kapan kematiannya, namun kenyataannya hal itu justru dialami oleh generasi muda penerus bangsa ini.

Menjelang Ujian Akhir Nasional (UAN) setiap siswa akan diberikan pelajaran tambahan, bahkan bagi beberapa siswa akan secara khusus mengikuti les mata pelajaran di luar jam yang telah disediakan oleh sekolah. Disamping itu para siswa akan diberikan uji coba (try out) ujian pada waktu-waktu tertentu. Semua persiapan itu dilakukan agar siswa mampu menghadapi UAN nantinya. Fenomena diatas merupakan hal yang sudah lumrah diwajah persekolahan Indonesia saat ini. Kelas IX (Sembilan) atau XII (Dau Belas) akan selalu dipaksa untuk fokus pada UAN. Sebab bagi persekolahan UAN merupakan bentuk nyata bagaimana sekolah itu. Semakin besar tingkat kelulusan, maka pihak sekolah akan di nilai berhasil. Meskipun untuk mencapai tingkat kelulusan itu digunakan cara-cara yan tidak tepat.

Tidak dipungkiri lagi cara-cara yang tidak tepat itu sudah menjadi langganan setiap adanya UAN. Hal itu bukan tidak diketahui oleh pihak lain seperti orang tua siswa yang berhimpun di Komite sekolah dan masyarakat sekitar sekolah. Tetapi kerena tuntutan tingkat kelulusan maka semua pihak tidak mempersoalkan cara-cara tersebut. Itu dapat terlihat dari sistem yang diberlakukan pada UAN. Setiap pengawas akan dilakukan pertukaran dengan sekolah lain. pengawas dari sekolah berbeda tersebut hanya akan sebagai robot pengawas yang hanya akan menegur peserta ujian ketika ribut dan bertanya pada peserta ujian lainnya. Tetapi tidak akan menegor ketika ada pihak sekolah yang memberikan jawaban UAN tentunya dengan cara yang sudah dikondisikan agar seolah-olah tidak terjadi kecurangan. Lalu jawaban itu akan berpindah-pindah ketangan peserta lain. sementara pengawas ketika melihat perpindahan bocoran jawaban itu akan bersikap seolah-olah tidak melihat. Bahkan hanya berkata, "Jangan ribut".

Bahkan dengan kondisi saat ini jawaban dikirim melalu SMS ke nomor HP salah seorang siswa setiap ruangan ujian dengan menggunakan nomor HP baru. Padahal sebelumnya telah ada kesepakatan antar pihak sekolah dengan siswa yang akan di berikan SMS tersebut. Kejadian seperti itu seolah-olah sudah menjadi hal yang lumrah dimata setiap orang yang terlibat dalam pelaksanaan UAN. Padahal cara-cara seperti itu adalah bibit merusak kepercayaan gernerasi muda. Ironisnya ketakutan dan ketidakpercayaan secara tidak sadar terlaksana oleh karena perbuatan pemerintah dalam pelaksanaan UAN ditambah lagi persekolahan yang secara tidak benar melakukan pendidikan. Hal itu bisa terlihat dengan peran serta pihak sekolah dalam mengisi ilmu pengetahuan para siswa. Baru ketika akan UAN semua elemen sekolah sibuk melakukan les tambahan.

Monday, April 2, 2012

Tolak Keputusan Penundaan Kenaikan BBM

MAHASISWA SIBOLGA SANDERA MOBIL PLAT MERAH
Sibolga.-
polisi blokade pergerakan mahasiswa
Rapat Paripurna DPR RI, Sabtu (31/3) dini hari, sepakat menunda rencana kenaikan harga BBM pada 1 April 2012. Keputusan itu merupakan hasil pemungutan suara rapat paripurna DPR tentang RUU APBN Perubahan 2012, namun keputusan tersebut mendapat penolakan dari puluhan mahasiwa Sibolga-Tapteng. Samsul Pasaribu selaku kordinator aksi mengatakan dalam orasi bahwa keputusan tersebut dianggap hanyalah keputusan dimana hanya mengantisipasi keributan rakyat. Dan tidak lama lagi, menurutnya bahwa harga BBM akan kembali naik.

"Ini merupakan keputusan yang sudah terjadi kongkalingkong antara pemilik kepentingan dengan pemerintah, jadi dapat kita duga kalau tidak lama lagi BBM akan kembali naik seperti yang diperkirakan" teriak Samsul dalam aksinya di Sibolga, Sabtu (31/3) kemarin. Bahkan, katanya bahwa apabila pemerintah mengikuti harga minyak dipasar dunia maka tidak dapat dipungkiri lagi kalau kenaikan BBM akan terjadi dan keputusan paripurna adalah pelipur lara saja. "Keputusan iini hanyalah pelipur lara, karena kita akan mengikuti pasar dunia yang mapir dapat dipastikan kalau minyak akan naik dalam waktu dekat ini" soraknya.
Sekjend Germasi Andi Josua bakar semangat mahasiswa dalam orasinya

Aksi tersebut, massa sempat memblokade jalan sebelum polisi dapat mengarahkan massa untuk tetap hanya memakai sebahagian badan jalan saja. Sementara massa juga sempat menyandera kendaraan berplat merah milik pemerintah sehingga akhirnya polisi mengarahkan mobil pemerintah dan tangki kejalur yang tidak melewati para pengunjuk rasa. Aksi dorong-dorongan antara polisi dan massa juga sempat terjadi dijalan, lantaran massa terus bersikeras untuk memblokade seluruh badan jalan yang mengakibatkan polisi harus bernegosiasi dengan massa. Dan setelah terjadi negosiasi, massa akhirnya membubarkan diri. (Ali Akbar)
disaksikan ketua Umum PB Germasi dan Kadepwil Sibolga, Andi lanjutkan orasi

disadur dari Harian Suara Rakyat Tapanuli

Germasi Hadiri HUT Sibolga ke-312

Plt.Gubsu berkenan diabadikan dengan pengurus PB Germasi
Bertempat di gedung DPRD Kota Sibolga peringatan puncak hari jadi Sibolga dilaksanakan. Acara yang sempat molor hingga 5 jam ini dihadiri langsung oleh Plt.Gubernur Sumatera Utara H.Gatot Pujo Nugroho ST. Moment peringatan HRJ Sibolga ini turut dihadiri oleh pengurus Gerakan Mahasiswa Sibolga-Indonesia baik yang berada di pusat maupun dibeberapa wilayah yang ada. Ketum PB Germasi Samsul Pasaribu, Sekretaris Jenderal Andi Josua, Kepala Depwil Sibolga Irfan Arhamsyah, dan beberapa anggota Germasi dari Sibolga Eli Arianto saputra dan Muhammad Rahman hadir langsung pada peringatan.
Bersama Plt.Gubsu pasca rapat paripurna DPRD Kota Sibolga
HRJ 312 diawali dengan pembukaan rapat paripurna istimewah DPRD Kota Sibolga dan dilanjutkan dengan pembacaan kilas  balik sejarah Sibolga yang dibacakan oleh Sekretaris dewan DPRD Kota Sibolga, Sam Suharmi SE. Setelah itu Walikota Sibolga didaulat menyampaikan sambutan. Dalam sambutannya Walikota menegaskan bahwa sejak dibawah kepemimpinannya sudah  banyak prestasi yang beliau ukirkan baik langsung maupun tidak langsung. salah satu prestasi nyata adalah  diberlakukannya Jamkesda di kota Sibolga yang baru bisa menyentuh 4000 jiwa keluarga tidak mampu. Begitu pun hingga tahun 2012 kota Sibolga memiliki 3 permasalahan besar yang patut menjadi perhatian provinsi Sumut diantaranya jalan propinsi Tarutung Sibolga yang sudah 8 tahun tidak pernah diperbaiki, dan tapal batas Sibolga Tapteng yang hingga saat ini masih bermasalah padahal Sibolga begitu membutuhkan perluasan.
Ketum PB Germasi didampingi Kadpewil Sibolga dan kawan-kawan Germasi
Pasca sambutan Walikota Sibolga, Gubernur Sumut mendapat giliran menyampaikan kata Sambutan. Secara spesifik Gubsu mengajak pemko Sibolga untuk tetap bersinergi dengan pemerintah provinsi dalam melakukan pembangunan berkesinambungan di kota Sibolga khususnya dan Sumut pada umumnya. Menurut Gubsu, tanpa kerjasama yang baik mustahil kesejahteraan rakyat bisa tercapai dengan baik dan maksimal. maka oleh karena itu pinta Gubsu, seluruh stakeholder pembangunan wajib terlibat dalam segala hal untuk menyumbangkan pikiran dan sarannya. kata Gubsu yang disambut tepuk tangan para undangan
Kadepwil Germasi Irfan Arhamsyah dan kawan-kawan
Tepat pukul 16.00 Wib ketua DPRD Sibolga Syahlul U Situmeang mengetok palu pertanda rapat paripurna ditutup dengan resmi serta dilanjutkan photo bersama. Rangkaian HRJ Sibolga ke-312 diisi dengan berbagai acara ceremoni disamping Rapat Istimewah DPRD Sibolga, juga dilaksanakan jiarah dimakam Tuanku Dorong (pendiri kota Sibolga) dan pelepasan pawai kendaraan hias dari depan rumah dinas Walikota Sibolga. (SP)

Saturday, March 31, 2012

TOLAK PASAL 7 AYAT 6A, GERMASI TURUN KEJALAN

Germasi ditengah Aksi
Gerakan Mahasiswa Sibolga-Indonesia (Germasi) bersama elemen mahasiswa lainnya seperti HMI, PMII dan GMNI menolak tegas keputusan paripurna DPR RI yang menunda kenaikan BBM hingga 6 bulan kedepan dengan syarat harga minya dunia naik 15 persen. Hal ini merupakan bentuk pembodohan sistemik yang digulirkan oleh legislatif dan pemerintah. penundaan bukanlah penyelesaian masalah tetapi hanya menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja. Atas dasar itu, GERMASI menegaskan diri menolak UU APBN-P pasal 7 ayat 6a yang meligitimasi kewenangan pemerintah tentang kenaikan BBM untuk 6 bulan kedepan.

Ketum PB Germasi  Samsul Pasaribu, Sekjend Germasi Andi Josua dan Ketua Depwil Sibolga Irfan dalam unjuk rasa yang digelar 31 Maret lalu menyatakan, pemerintah seakan-akan ingin membebankan tanggungjawab defisit anggaran kepada rakyat. Padahal masih banyak pos-pos anggaran lainnya yang bisa dialihkan untuk menutupi  melonjaknya harga minya dunia. Germasi memandang, defisit anggaran bisa ditutupi melalui dana cadangan APBN dan memanfaatkan sumber pendapatan negara dari sektor non pajak senilai 60 triliun. Tidak hanya itu kedepan, pengelolaan keuangan negara harus benar-benar mendapat perhatian yang serius dari pemerintah. karena berdasarkan laporan ICW setiap tahunnya potensi pendapatan pajak sebesar 360 triliun  hilang entah kemana. tidak hanya itu APBN  dikorupsi 30 persen pertahun dan dimark-up hingga 40 persen. Kondisi ini membuktikan bahwa rezim berkuasa tidak mampu mengelola negara dengan baik.Untuk itu Germasi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menolak kenaikan BBM dan menyusun kekuatan untuk 6 bulan kedepan. bilamana BBM jadi naik maka revolusi menjadi harga mati.

Berikut  beberapa moment penting saat aksi tolak kenaikan BBM

Kibaran bendera Germasi menjadi awal semangat menuju perjuangan

Massa bertumpuk di tugu ikan Sibolga selanjutnya membangun kordinasi menata aksi

Kader Germasi kenakan topeng SBY pakai tandung sebagai simbol penguasa dzolim

Hidup rakyat Indonesia, menjadi jagron perjuangan Germasi menyuarakan suara rakyat

Sekjend Andi Josua semangat bergabung ditengah-tengah aksi

Sumber pendapatan negara non pajak bisa menjadi alternatif menutupi defisit anggaran, Solusi Sekjend Germasi

Hatrik Oration, Sekjend, Ketum PB dan Depwil Sibolga

Sekjend semangat dihari yang semakin hangat

Irfan Arhamsyah punya tanggungjawab moral sukseskan aksi di Sibolga

Satu suara Tolak kenaikan BBM, BBM Naik revolusi harga mati

Ketum PB Germsi dan HMI negosiasi dengan aparat keamanan
Germasi mulai blokir jalan Pandan Sibolga


blokade aparat kepolisian mulai pukul mundur mahasiswa

Dorong-dorongan antara massa Germasi dan aparat kepolisian

Semangat dibawah tekanan aparat kepolisian

Mahasiswa dipaksa mundur oleh aparat kepolisian

Ketum PB Germasi tenangkan mahasiswa hadapi blokade aparat kepolisian

Letih? pasti. tetapi perjuangan baru dimulai senyum harus tetap dijaga semua demi rakyat


Friday, March 30, 2012

Tolak Kenaikan BBM

Seribuan Pendemo Bakal Padati Tugu Ikan

SIBOLGA- Sedikitnya delapan kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Elemen Mahasiswa dan Masyarakat Peduli Urusan Rakyat (GEMMPUR) bakal menggelar demo besar-besaran menolak kenaikan harga BBM di Sibolga.

Demo yang akan berlangsung Sabtu (31/3) ini akan menurunkan kurang lebih seribuan massa. Demikian dikatakan koordinator lapangan (korlap) aksi, Sufriansyah Pasaribu dari HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) Sibolga-Tapteng, saat menggelar konfrensi pers, Kamis (29/3). Dijelaskannya, demo ini akan dipusatkan di Tugu Ikan (dulunya disebut Simpang Beo) Sibolga Jalan SM Raja, Kelurahan Parombunan, Kecamatan Sibolga Selatan. “Kita akan menyampaikan orasi di Tugu Ikan. Titik kumpul di situ juga. Demo ini berlangsung mulai pukul 09.00 WIB. Kita tidak akan mengadakan longmarch yang ujung-ujungnya menyusahkan masyarakat lain,” ujar Sufriansyah diamini Dedi Sutomo yang bertindak sebagai orator aksi.

Monday, March 5, 2012

KORUPSI DAN TRADISI UANG TERIMAKASIH

Oleh : Samsul Pasaribu*
Setiap usaha mengapresiasi kinerja orang lain adalah hal yang layak dilakukan oleh siapa pun. Wajarkan, bila seseorang telah membantu kita dalam memperoleh sesuatu sebagai tanda terimakasih kita pun memberikan sesuatu dalam banyak bentuk. Bisa dengan uang, traktiran atau mungkin sekedar ucapan terimakasih saja. Sekilas memang seperti tidak ada masalah. Akan tetapi bila ditinjau lebih jauh, tradisi dan budaya ini agaknya menjadi salah satu cikal bakal maraknya praktek suap dan korupsi yang belakangan ini marak terjadi.
Pertanyaanya, apakah uang terimakasih salah? Tentu saja tidak. Hanya saja, ia menjadi kurang tepat bilamana tanda terimakasih itu diberikan berhubungan langsung dengan setiap urusan yang bersentuhan dengan kepentingan orang banyak. Pengurusan KTP dan KK misalnya yang oleh beberapa daerah digratiskan. Nyatanya dalam pelaksanaanya terlihat seperti tidak gratis. Banyak masyarakat yang sepertinya “terwajibkan” memberikan uang seikhlasnya sebagai wujud terimakasih telah dibantu mengurus KTP atau KK. Harus dicatat kata “terwajibkan” sengaja penulis gunakan karena dalam kenyataanya, secara umum sebenarnya masyarakat tidak ingin memberikan apa pun setiap mengurus sesuatu di kantor pemerintah, hanya saja karena telah melihat langsung sebagian lainnya memberikan dengan segala macam basa-basi alhasil warga yang semula tidak ingin memberi terpaksa harus melakukan hal yang sama.
Potret lainnya datang dari aparatur pemerintahan itu sendiri. Disalah satu kota di Sumatera Utara dalam pantauan salah satu organisasi pergerakan mahasiswa, (Gerakan mahasiswa Sibolga-Indonesia), nyaris tidak ada satu aparatur pemerintah yang berani mengatakan tidak setiap pemberian uang terimakasih dari warga. Celakanya lagi, untuk sebahagian warga yang tidak tahu lalu bertanya berapa biaya pengurusan KK dan KTP, dengan muka bodoh mereka menjawab “seikhlasnya saja”. Padahal sejatinya, setiap keinginan warga membayar seikhlasnya untuk pengurusan tersebut, aparatur negara sebaiknya dengan tegas mengatakan dan menerangkan lebih dahulu bahwa pengurusan tersebut tidak ada biaya sama sekali.

PERLU ORANG-ORANG VISIONER SIKAPI PERLUASAN

Berbicara masalah perluasan bukanlah permbicaraan yang bisa ditinjau dari satu aspek. Mengingat perluasan berhubungan erat dengan hajat hidup orang banyak. Disamping itu, issu perluasan tentunya akan berbenturan dengan banyak kepentingan , tidak hanya kepentingan individu tetapi juga kepentingan kultur budaya dan sejarah. Oleh karena itu memandang persoalan perluasan tidak boleh dengan dari satu sudut, perlu orang-orang visioner yang punya pandangan jauh kedepan akan hakekat sebuah perluasan. Demikian disampaikan Ketua Umum PB Germasi, Samsul Pasaribu didampingi sekretaris jenderal PB Germasi Andi Josua kepada Harian Surat dalam menyikapi munculnya pro-kontra perluasan belakangan  ini.
Samsul mengatakan bahwa, siapa pun berhak menyampaikan pendapatnya perihal wacana perluasan yang kembali dibahas banyak pihak. Dan siapa pun berhak pula setuju atau tidak setuju. Yang harus dicermati adalah mencari korelasi antara alasan setuju atau tidak setuju dengan hakekat dari sebuah perluasan atau pemekaran. Bila dilihat dari alasan paling mendasar tuntutan pemekaran atau perluasan yang terjadi selama ini diseluruh Indonesia adalah dalam rangka pemerataan kesejahteraan dan upaya mempercepat pembangunan. Oleh karena itu, selama alasan yang dikemukakan berhubungan erat dengan itu maka sah-sah saja setuju atau tidak setuju. Akan tetapi bila konteksnya dikaitkan dengan sejarah masa lalu, harus dipahami bahwa sejarah dibentuk oleh setiap generasi dan individu oleh karena itu, karena setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya maka kedepan sejarah yang lebih baik harus bisa diciptakan oleh generasi berikutnya. Kaitannya dengan perluasan Sibolga yang mencaplok beberapa daerah Kabupaten Tapanuli Tengah maka warga masyarakat yang ada dimasa ini harus berani mengukit sejarah baru dan melahirkan langkah-langkah kongkrit mempercepat terwujudnya kesejahteraan dan pemerataan pembangunan.