Selamat Atas Peluncuran Majalah Online GERMASI "IDEALIS", Terbit Tanggal 5 Setiap Bulan. Jangan Sampai Ketinggalan

Tuesday, November 9, 2010

GERMASI Vs Uning Ogek

GERMASI KRITISI PERANAN UNING OGEK SIBOLGA
Sibolga-Metro Tapanuli
Mekanisme pemilihan uning ogek Sibolga berikut kreteria dan persyaratan pesertanya sebaiknya ditinjau ulang. Hal ini disampaikan beberapa pengurus gerakan mahasiswa Sibolga (Germasi) diantaranya Ketua umum Germasi Samsul Pasaribu, Sekretaris jenderal Andi Josua dan Kepala Departemen Pemuda dan Olahraga Septri Yudha Pratama  kepada Metro, Rabu/03 Nopember 2010.
Germasi berpandangan ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait kualitas dan kuantitas uning ogek Sibolga. Tidak hanya dari mekanisme yang diterapkan dalam penyeleksian namun juga prasyarat awal seseorang layak menjadi peserta. Ketua umum (ketum) Germasi Samsul menegaskan kendati diselenggarakan dengan niat yang baik namun ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian kita semua. Pertama hendaknya gelar yang disandangkan kepada para finalis uning ogek disesuaikan dengan kepada siapa sapaan uning ogek itu paling tepat ditujukan. Dalam tatakrama masyarakat Sibolga Tapteng, panggilan uning ogek ditujukan pada mereka-mereka yang telah berusia dewasa, matang dalam berfikir dan bertindak bahkan sebahagian besar bagi mereka yang sudah berumahtangga. Sehingga selayaknyalah peserta uning ogek adalah para pemuda dan pemudi Sibolga yang dewasa dalam bertindak, komunikatif dan bisa menjadi tauladan. Meraka selayaknya berusia 20 dan maksimal 30 tahun. Sehingga secara physicologi usia ini telah siap untuk terjun dimasyarakat dan melakukan peranannya sebagai duta pariwisata Sibolga. “tapi kenyataan dilapangankan berbeda, uning ogek Sibolga justru adik-adik kami yang masih duduk dibangku kelas dua SMA, dari segi usia saja mereka belum layak dipanggil uning dan ogek. Kami (germasi) khawatir ada penyalahgunaan istilah budaya Sibolga Tapteng dalam event ini yang akan menjadi tradisi yang salah dimasa yang akan datang” sesal Samsul

Thursday, November 4, 2010

Perluasan Sibolga Perlu Sosialisasi

SIBOLGA-METRO; Munculnya kontroversi tentang wacana perluasan daerah merupakan bentuk kedewasaan awal sebuah komunitas masyarakat yang sedang belajar berdemokrasi. Oleh sebab itu perlu dilakukan sosialisasi tentang wacana perluasan Kota Sibolga.

Samsul Pasaribu
"Jangankan dalam lingkup Sibolga-Tapteng, lintas negara saja perbedaan pendapat tentang perluasan wilayah juga lumrah terjadi. Oleh karenanya, pihak-pihak yang memiliki pandangan tentang pentingnya Sibolga diperluas haruslah argumentatif. Informasi yang setengah-setengah akan berdampak kepada pengaburan pemahaman tentang hakekat awal pentingnya Sibolga diperluas. Komunikasi yang intens terhadap warga perbatasan mutlak harus dilakukan. Dan bentuk komunikasi yang disajikan diramu sedemikian rupa agar masyarakat paham dan sampai kepada satu titik kesimpulan bahwa Sibolga memang harus diperluas atau tidak," kata Ketua Samsul Pasaribu , Gerakan Mahasiswa Sibolga (Germasi), kepada METRO, Minggu (31/10).

Menurut Samsul, pada dasarnya masyarakat tunduk kepada kebijakan pemimpinnya, selama orientasinya adalah kesejahteraan rakyat. "Namun, di era demokrasi dewasa ini masyarakat mutlak harus tahu sebab dan akibat yang mereka rasakan bilamana perluasan terwujud. Pemahaman yang tepat tentu akan mempermudah tercapainya tujuan.