TAPTENG- Suhu politik di Tapteng, saat ini semakin memanas dan disadari telah memengaruhi masyarakat luas, terutama komunitas mahasiswa Sibolga yang berhimpun di Gerakan Mahasiswa Sibolga-Indonesia (Germasi). Oleh sebab itu diimbau agar seluruhnya menaati proses hukum.
Hal itu disampaikan Ketua Umum PB Germasi Samsul Pasaribu, kepada METRO, Minggu (17/4). Ia mengatakan, pasca penangkapan SJT sebagai tersangka penipuan uang senilai Rp30 juta, pada saat penerimaan CPNS di Sibolga formasi tahun 2010 lalu, telah terbangun opini publik yang dikhawatirkan berdampak pada terganggunya stabilitas keamanan Sibolga-Tapteng.
Oleh : Andi Josua Telaumbanua
Masyarakat Nias selama enam tahun terakhir manja oleh uang yang diberikan lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau lembaga donor. Ajaran leluhur pun ditinggalkan, mereka selalu mengharap imbalan di setiap pekerjaan saat menolong orang lain.
Gempa besar 28 Maret 2005 telah mengundang simpati banyak negara. Bantuan berdatangan dan banyak program perbaikan dilakukan selama ini. Nias yang semula terisolasi menjadi perhatian baru dunia.
Sumbangsih LSM berdampak besar bagi pemulihan kondisi Nias yang berantakan. Berbagai macam fasilitas hidup diberikan, warga memiliki penghasilan sebab mereka membutuhkan tenaga kerja warga lokal. Sehingga perekonomian pun di Nias bergerak dengan laju yang baik.
Sayang, kehadiran LSM pada sisi lain menambah kerusakan Nias.
Rabu, 06 April 2011
Di usia Kota Sibolga yang ke-311 tahun, Gerakan Mahasiswa Sibolga Indonesia (Germasi), soroti kinerja pemerintah kota (Pemko) Sibolga. Hal yang paling mendasar dan patut menjadi perhatian adalah perhatian Pemko Sibolga akan nasib nelayan yang mewarisi banyak masalah dari tahun ketahun.
Keprihatinan terhadap nasib nelayan itu sendiri disampaikan oleh ketua umum pengurus besar Germasi Samsul Pasaribu didampingi oleh Sekretaris Jenderal Andi Josua Telaumbanua kepada METRO, Senin (4/4).
Menurut Samsul, kebijakan pemerintah Kota Sibolga ada yang layak diapresiasi dan ada yang tidak layak. Seperti peruntukan anggaran pendidikan sebesar 30 persen harus diapresiasi, begitu juga dengan pembangunan cold storage bagi nelayan juga harus didukung dan secepatnya direalisasikan.
“Hal lainnya adalah empati Wali Kota Sibolga tehadap para warga yang terkena penyakit tumor dan lain sebagainya kendati terbilang lambat juga harus diacungi jempol. Dan ini bukti Germasi objektif dalam menyikapi setiap public policy yang dikeluarkan pemerintah Kota Sibolga,” ujar Samsul.
Menyikapi kerjasama pemko dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dalam wujud pembangunan perumahan nelayan, Samsul menegaskan hal tersebut kurang tepat sasaran. Sebab kalau orientasinya untuk kesejahteraan nelayan, maka hal kongkrit yang harus dilakukan adalah menjamin stabilisasi harga ikan di pasaran.