Rabu, 06 April 2011
Di usia Kota Sibolga yang ke-311 tahun, Gerakan Mahasiswa Sibolga Indonesia (Germasi), soroti kinerja pemerintah kota (Pemko) Sibolga. Hal yang paling mendasar dan patut menjadi perhatian adalah perhatian Pemko Sibolga akan nasib nelayan yang mewarisi banyak masalah dari tahun ketahun.
Keprihatinan terhadap nasib nelayan itu sendiri disampaikan oleh ketua umum pengurus besar Germasi Samsul Pasaribu didampingi oleh Sekretaris Jenderal Andi Josua Telaumbanua kepada METRO, Senin (4/4).
Menurut Samsul, kebijakan pemerintah Kota Sibolga ada yang layak diapresiasi dan ada yang tidak layak. Seperti peruntukan anggaran pendidikan sebesar 30 persen harus diapresiasi, begitu juga dengan pembangunan cold storage bagi nelayan juga harus didukung dan secepatnya direalisasikan.
“Hal lainnya adalah empati Wali Kota Sibolga tehadap para warga yang terkena penyakit tumor dan lain sebagainya kendati terbilang lambat juga harus diacungi jempol. Dan ini bukti Germasi objektif dalam menyikapi setiap public policy yang dikeluarkan pemerintah Kota Sibolga,” ujar Samsul.
Menyikapi kerjasama pemko dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dalam wujud pembangunan perumahan nelayan, Samsul menegaskan hal tersebut kurang tepat sasaran. Sebab kalau orientasinya untuk kesejahteraan nelayan, maka hal kongkrit yang harus dilakukan adalah menjamin stabilisasi harga ikan di pasaran.
“Proyek rumah nelayan adalah nomor kesekian. Yang terpenting, bagaimana setiap kapal nelayan yang melaut pulangnya bawa ikan yang banyak. Kalau ikan banyak, penghasilan akan meningkat, dampaknya tentu dirasakan secara langsung oleh seluruh nelayan Sibolga tanpa terkecuali. Ikan banyak, uang pun banyak. Kalau uang banyak pemerintah tidak perlu repot-repot bangun rumah segala, nelayan itu sendiri akan mampu membangun rumah yang sangat layak untuk keluarganya. Intinya ikan tidak ada, percuma rumah dibangun, kalau toh para nelayan tak mampu bayar kreditnya semurah apa pun itu. Alhasil rumah nelayan itu hanya akan dinikmati oleh pengusaha ikan menengah ke atas,” tukasnya.Keprihatinan terhadap nasib nelayan itu sendiri disampaikan oleh ketua umum pengurus besar Germasi Samsul Pasaribu didampingi oleh Sekretaris Jenderal Andi Josua Telaumbanua kepada METRO, Senin (4/4).
Menurut Samsul, kebijakan pemerintah Kota Sibolga ada yang layak diapresiasi dan ada yang tidak layak. Seperti peruntukan anggaran pendidikan sebesar 30 persen harus diapresiasi, begitu juga dengan pembangunan cold storage bagi nelayan juga harus didukung dan secepatnya direalisasikan.
“Hal lainnya adalah empati Wali Kota Sibolga tehadap para warga yang terkena penyakit tumor dan lain sebagainya kendati terbilang lambat juga harus diacungi jempol. Dan ini bukti Germasi objektif dalam menyikapi setiap public policy yang dikeluarkan pemerintah Kota Sibolga,” ujar Samsul.
Menyikapi kerjasama pemko dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI dalam wujud pembangunan perumahan nelayan, Samsul menegaskan hal tersebut kurang tepat sasaran. Sebab kalau orientasinya untuk kesejahteraan nelayan, maka hal kongkrit yang harus dilakukan adalah menjamin stabilisasi harga ikan di pasaran.
Menurutnya, pada dasarnya nelayan Sibolga butuh ikan dan alat yang bisa menjaga kualitas ikan lebih lama seperti cold storage, bukan rumah. “Pembangunan rumah nelayan saat ini belumlah satu hal yang sangat mendesak, umumnya nelayan mengeluh soal minimnya pendapatan di laut bukan mengeluh soal rumah. Apalagi, rumah nelayan dimaksud dijamin 100 persen tidak mampu memenuhi kebutuhan rumah nelayan secara keseluruhan, sehingga akan sarat dengan kepentingan dan menimbulkan kecemburuan sosial. Alhasil, siapa yang berduit dialah yang menang,” ucap Samsul.
Hal senada juga disampaikan Andi Josua Telambanua dan menyatakan, bahwa Pemko melalui dinas terkait harus mampu membangun eskalasi yang jelas terhadap upaya peningkatan kesejahteraan nelayan secara langsung dan dapat dirasakan oleh siapa pun.
Pemko sudah harus memikirkan bagaimana caranya agar teluk Sibolga menjadi sarang ikan tidak hanya dalam jangka pendek, tetapi juga untuk selamanya. Maka, budidaya terumbu karang harus menjadi alternatif. Di samping itu daerah yang dinilai punya potensi perikanan yang memadai harus dipasangi terumbu karang buatan untuk berkembangbiak. Pemko juga sejatinya harus mewajibkan setiap tahun kepada pengusaha ikan agar menyediakan terumbu karang buatan yang akan disebar di perairan Sibolga. Sehingga dalam kurun waktu sepuluh tahun setelah ini, teluk Sibolga akan kaya dengan sumber-sumber kebaharian dan menjadi tujuan wisata bahari, karena panorama alam bawah laut yang mempesona,” jelasnya.
Di kesempatan itu, Germasi berharap nelayan Sibolga objektif menilai setiap kebijakan yang benar-benar pro terhadap kesejahteraan nelayan atau hanya politik pencitraan.
Sementara itu, Kepala Dinas Keluatan dan Perikanan (DKP) Kota Sibolga, Hendra Darmalius Sip yang dikonfirmasi METRO Selasa (5/5) mengatakan, bahwa masalah tempat tinggal sudah jelas merupakan bagian dari kebutuhan pokok seperti sandang, papan dan pangan.
“Apapun ceritanya kalau kita berusaha tanpa ada rumah itukan sia-sia. Jadi sekarang ada perhatian dari kementerian kelautan atas rumah nelayan, setidaknya memperbaiki rumah nelayan yang sudah tidak layak huni. Perumahan bukan berarti pembangunan rumah nelayan di salah satu lokasi, tetapi pada intinya adalah rumah nelayan yang sudah ada dan tidak layak huni menjadi perhatian utama,” katanya.
Selain itu, lanjut Hendra, ada juga perhatian pemerintah memberikan bantuan modal usaha bagi nelayan untuk meningkatkan usaha yang sudah ada, maka dibentuk kelompok usaha bersama untuk meningkatkan usaha nelayan bukan membantu yang belum ada usaha nelayannya.
“Bantuan pengembangan usaha bina pedesaan untuk nelayan untuk meningkatkan usaha nelayan yang sudah ada. Dan mengenai ketersedian stok ikan, tahun ini Pemko Sibolga sudah memprogramkan pembangunan cold storage. Diharapkan ikan yang ditangkap nelayan saat banjir disimpan. Kemudian pada waktu terang bulan dan ikan lagi sedikit, baru dikeluarkan dari cold storage. Disamping itu membantu ketersediaan ikan bagi nelayan, Pemko akan membuat rumpon yang membuat ikan berkumpul sehingga nelayan tidak perlu jauh untuk menangkap ikan,” tandasnya. (afn/muh)
No comments:
Post a Comment