Selamat Atas Peluncuran Majalah Online GERMASI "IDEALIS", Terbit Tanggal 5 Setiap Bulan. Jangan Sampai Ketinggalan

Thursday, July 7, 2011

Jalan Kota Sibolga Perlu Perhatian

Dalam menjalani aktivitas keseharian, adalah penting bagi kita mentransferkan diri dari satu tempat ke tempat yang lain sebagai tuntutan profesi atau hanya sekedar mengapresiasikan diri. Suatu hal yang tidak mungkin kalau kita mensinergikan diri untuk beraktifitas hanya dalam rumah kita saja sementara domain kita tetaplah lapangan kerja seperti kantor, pasar, sekolah dan lain sebagainya sesuai dengan status yang kita predikati. Untuk itu dalam rangka transferisasi ini, mutlak memerlukan sarana dan infrastruktur yang baik demi kelangsungan tujuan kita dalam pemenuhan kebutuhan itu. Logisnya kita akan mengobjekkan “jalan” sebagai prasarana transportasi yang di tuntut harus bisa menguraikan segala permasalahan yang ada di dalamnya (baca:jalan) baru kemudian mengambil peranan penting bagi pembangunan suatu daerah. Hal ini sepertinya luput dari perhatian pemerintah di Kota Sibolga.

Berdasarkan pengalaman pribadi, sebagai seorang Mahasiswa yang memulai perjalanan dari rumah saya di Pasar Belakang, Jalan S. Parman menuju Jalan Diponegoro, kemudian menyisir jalan Sisingamangaraja untuk meneruskannya ke tempat studi saya, STIE Al-Washliyah di P. Sidempuan - Sarudik. Mulai dari Jalan Sisingamangaraja yang notabene adalah jalan transit yang menghubungkan Kota Sibolga dengan Tap-Tepteng kemudian dengan potensi sebagai Jalan Lintas Sumatera dapat dipastikan jalan ini ramai (terutama diwaktu pagi dan sore hari) dengan ribuan kendaraan bermotor ditambah lagi dengan banyaknya penduduk yang beraktifitas disepanjang pinggiran lintasan jalan ini seperti Terminal, Pemukiman Penduduk (Aek Habil), simpang Aek Parambunan yang dipenuhi para siswa/i pelajar kemudian ada Pasar Inpres dan diteruskan dengan jalan lurus menuju selatan sebagai perbatasan antara Sibolga dan Tapteng. Dalam gambaran ini dapat kita cerna bahwa Jalan Sisingamangaraja penting untuk diperhatikan pemerintah dalam rangka mengambil langkah aman untuk meminimalisir efek negatif dari derasnya arus kendaraan di jalan ini Apalagi, kecelakaan lalu lintas sudah sering menjadi pusat perhatian yang menarik disini. Tercatat ada puluhan kasus lakalantas pernah terjadi setiap tahunnya merenggut korban jiwa akibat kurang tertatanya aktifitas lalu lintas di Jalan ini.

Sebagai orang yang sering melintasi jalan ini, saya dan beberapa rekan saya sering mengeluh dan berceloteh kasar karena kesal dengan situasi yang tidak kondusif Jalan Sisingamangaraja ini, bagaimana tidak? Sudah fisik jalan yang tergolong sempit untuk takaran jalan raya, jalan ini juga dipenuhi dengan keindisiplineran pengendara yang sering kebut-kebutan! dan yang paling membuat kesal adalah begitu banyak angkot, bus dan truk berbody besar lalu lalang di jalan ini dengan kecepatan yang tidak wajar bahkan nyaris ikut balapan dengan sepeda motor yang menyalipnya. Sungguh pemandandangan yang mengerikan dan pengalaman yang memicu adrenalin bagi penikmat atau pun orang yang terpaksa menikmatinya.

Masyarakat di Sibolga ini pun gerah dan menuntut adanya kebijakan pemerintah Kota Sibolga sebagai wujud perhatian atas tuntutan masyarakat ini. Jika untuk membangun jalan layang seperti di kota besar itu adalah hal yang tidak mungkin untuk dilakukan, mari kita intensifkan dari sisi lain. Dibuatnya pos jaga Polisi dan mengaktifkan pengoperasiannya dengan baik di beberapa titik di jalan ini mungkin salah satu solusi yang tepat guna mensterilkan serta menjadi pengontrol arus lalu lintas sehingga pejalan kaki, pengendara sepeda motor, angkot, bus dan truk bermuatan pun dapat tertib dan tertata rapi menelusuri jalan ini. Sehingga kebut-kebutan, saling mendahului, pelanggaran rambu-rambu lalu lintas dan keindisiplineran dapat diminimalisir yang kemudian hal itu secara langsung menggaransi keselamatan masyarakat. Bukan hanya seperti beberapa waktu ini, Bapak Polisi kita terjun hanya dalam rangka razia saja. Berarti tanpa adanya razia, semua bebas melanggar aturan, kan itu jadi paradoks masyarakat yang berkembang, sedih kita menyadarinya. Seharusnya Polisi Lalu Lintas menjadi mitra pengaman kita di dalam setiap perjalanan sesuai dengan fungsinya.

Tidak hanya dengan kasus itu, masih ada lagi masalah jalan yang melanda Sibolga nagari badusanak, saiyo sakato ini. Seperti di Jalan Suprapto yang juga sebagai jalan arus balik angkot, angdes dan pengendara bermotor lainnya ke pusat kota. Sebagai salah satu jalan yang ramai dengan beragam toko dan tempat jajanan ini, Jalan Suprapto mengindikasikan adanya kegagalan kita dalam pemeliharaan. Banyak ditemui kerusakan dibadan jalan, seperti lubang besar yang kerap merusak, menjatuhkan dan sebagai dalih adanya tabrakan kendaraan yang terjadi di jalan ini yang kemudian di teruskan dengan kerusakan di Jalan Putri Runduk dan tak ketinggalan lubang besar di ruas jalan Dipenogoro di jantung kota. Memang, pernah terlihat adanya kegiatan perbaikan jalan beberapa waktu lalu, tapi? Kok jalan itu tetap rusak? Ini menjadi tanda Tanya besar bagi masyarakat.

Dari lembaran ini, masyarakat mengharapkan adanya refleksi Pemerintah Kota Sibolga serta SKPD terkait dan terkhusus kepada pihak kepolisian untuk mempartisipasikan diri dalam menampung aspirasi, mengamini harapan ini dan memproduksi solusi. Semoga.


Irfan Arhamsyah Sihotang
Aktifis Gerakan Mahasiswa Sibolga-Indonesia (GERMASI)

No comments:

Post a Comment