GERMASI AKAN SURATI MURI AGAR DIBATALKAN
Sibolga 27/8. Harian Rakyat Tapanuli
Samsul Pasaribu saat press conference terkait MURI |
Pasca pecahnya Rekor MURI bakar
ikar ikan terpanjang di Indonesia mencapai 7,2 Km yang sangat kontroversial,
Pengurus Besar (PB) Germasi akan menyurati langsung lembaga pemberi piagam
penghargaan dalam hal ini Museum Rekord Dunia Indonesia (MURI). Hal ini
dilakukan mengingat beberapa fakta permulaan yang berhasil dikumpulkan oleh
relawan Germasi yang berada dilokasi menunjukkan bahwa pemecahan rekord MURI
dimaksud sarat dengan kepentingan pihak tertentu serta apa yang disebut dengan pemecahan rekord tidak terjadi sama sekali.
Demikian disampaikan oleh ketua
umum PB Germasi, Samsul Pasaribu kepada RAKYAT kemarin (27/8). Menurut Samsul,
MURI tidak profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai pemberi penghargaan
terhadap hal-hal luar biasa yang terjadi di Indonesia. MURI juga dinilai memperdagangkan
sertifikat Rekord Indonesia untuk kepentingan pihak-pihak tertentu. Tegasnya. Berkaca
dari apa yang terjadi di Tapanuli Tengah pada 23 Agustus 2012 yang lalu dimana
MURI memberikan sertifikat atas prestasi Tapanuli Tengah melakukan kegiatan
bakar ikan yang dicatat sebagai terpanjang di Indonesia yaitu sepanjang 7,2 Km.
Padahal, realita dilapangan acara bakar ikan itu sendiri tidak lebih dari 4 Km.
Faktanya berdasarkan amatan Germasi dilapangan, dan pemberitaan media lokal
dibuktikan dengan photo-photo yang lengkap, jelas terlihat bahwa pemecahan
rekor MURI di Tapteng merupakan sesuatu yang dipaksakan. Disebut dipaksakan
karena sudah terlajur digadang-gadangkan sehingga akan sangat menyakitkan bagi
pihak-pihat tertentu bila acara yang menelan dana besar itu tidak mampu memecahkan
rekord MURI. Dengan demikian, karena terlanjur dilaksanakan, kendati tidak
sesuai dengan standard yang telah ditetapkan oleh MURI secara terpaksa MURI
harus memberikan penghargaan itu. “Inikan jelas-jelas sebuah kebohongan yang
nyata. Kebohongan yang tidak bisa terbantahkan oleh siapa pun, termasuk oleh
penyelenggara itu sendiri” tegas putra Barus kelahiran Sibolga ini.
Fenomena menyedihkan ini akan
ditindaklanjuti oleh Germasi dengan menyurati langsung MURI agar membatalkan
penghargaan yang sudah terlanjur diberikan. Pembatalan itu menjadi sesuatu yang
mutlak mengingat realita dilapangan tidak ada pemecahan rekord MURI Bakar Ikan
sepanjang 7,2 Km yang ada adalah panggangan ikan sepanjang 7,2 Km. sehingga
dengan demikian hingga saat ini rekord masih dipegang oleh Kabupaten Halmahera
Barat. “Saat ini kita masih mengumpulkan bukti-bukti otentik untuk menguatkan
argument ini, dalam waktu 2x24 jam, GERMASI akan langsung menyurati MURI dan
meminta melakukan dua hal. Pertama membatalkan pemecahan rekord bakar ikan
terpanjang di Tapteng yang tidak sesuai dengan realita yang ada dan kedua MURI
harus meminta maaf dimedia lokal selama 7 hari berturut-turut kepada masyarakat
Tapteng dan Sibolga atas kecerobohan yang dilakukan terkait pemecahan
rekord tersebut. Terang Samsul.
Lebih jauh Samsul juga
menjelaskan bahwa, sejak awal Germasi sudah mengikuti perkembangan rencana
pemecahan rekor MURI di Tapanuli Tengah. Ketertarikan itu muncul karena rasa
keingin tahuan tentang mekanisme yang diterapkan oleh panitia dalam rangka
memenuhi target 7,2 Km dalam pemecahan rekord MURI. Akan tetapi, setelah
dilihat dilapangan ternyata pemecahan rekor MURI tersebut dilaksanakan seadanya
saja tanpa ada pengawasan yang akurat dari berbagai pihak bahkan dari MURI
sendiri. “Artinya, MURI memberikan penghargaan tanpa melihat secara menyeluruh
proses bakar ikan dari awal hingga akhir dan dari kilometer pertama hingga
titik 7,2 Km” terang Samsul.
Realita dilapangan, lanjut
Samsul, banyak titik-titik yang tidak terisi oleh ikan bahkan panggangan ikan
yang rusak dan dirusak oleh warga sehari sebelumnya. Hal ini tentu berdampak
langsung terhadap angka yang ditargetkan terpecahkan waktu itu. Tetapi, MURI
jelas lalai dalam melakukan pengawasan sehingga kita menduga, piagam yang
diberikan MURI terhadap Bonaran sebagai penggagas bakar ikan tersebut sarat dengan
kepentingan sang Bupati mengingat belakangan ini Bonaran sedang disoroti
kinerjanya oleh publik yang dinilai gagal selama berkuasa”.
“Dalam dua hari kedepan kita akan
mengumpulkan bukti-bukti dilapangan baik berupa video, photo maupun argumen
yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu kepada masyarakat Sibolga Tapanuli
Tengah yang memiliki data terkait kecurangan pemecahan rekor MURI tersebut
dapat memberikan informasi dan datanya melalui email germasi di germasi@ymail.com. “Kita berharap
masyarakat tidak membiarkan kebohongan ini berkelanjutan. Karena ketika kita
menganggap bakar ikan tersebut sebagai sesuatu yang biasa saja secara tidak
langsung kita menyakiti hati saudara-saudara kita Kabupaten Halmahera Barat yang telah susah
pasah memecahkan rekor yang sama sepanjang 6 Km tahun silam” kata Samsul
mengakhiri.
Tindak lanjutiiii lg Germasi !!
ReplyDeleteMengecewakan sekali . huh