Selamat Atas Peluncuran Majalah Online GERMASI "IDEALIS", Terbit Tanggal 5 Setiap Bulan. Jangan Sampai Ketinggalan

Wednesday, April 18, 2012

Potret Pendidikan Tanah Air dan Finlandia


oleh : Samsul Pasaribu*
Jakarta Mengejutkan. Ternyata negara yang paling oke tata kelola pendidikannya bukanlah Amerika Serikat, Jepang atau Jerman. Akan tetapi, kiblat pendidikan dunia saat ini mengarah ke negara Findlandia. Amerika Serikat sendiri berada jauh dibawah level Finlandia, tepatnya di urutan ke-17. Lalu, dimana daya tariknya sistem pendidikan di Finlandia dengan negara-negara lainnya khususnya Indonesia? Jawabannya adalah di kemandirian siswa dan gurunya. Di Finlandia kemandirian dalam mengikuti proses belajar mengajar itu tidak hanya dinikmati oleh guru-gurunya yang begitu dihormati tetapi juga ditularkan kepada para pelajar melalui berbagai kesempatan-kesempatan penting. Salah satunya dimana setiap pelajar diberi otonomi khusus untuk menentukan jadwal ujiannya untuk mata pelajaran yang menurutnya sudah dia kuasai.

Sistem inilah yang dipertahankan oleh Finlandia hingga akhirnya berhasil mengantarkan negara ini berada pada posisi puncak sebagai negara yang paling berhasil mengelola pendidikan nasionalnya. Fantastiknya, dalam evaluasi belajar, angka ketidak lulusan secara nasional tidak pernah melebihi 2 persen pertahunnya. Finlandia juga tidak mengenal istilah ujian semester apalagi ujian nasional layaknya ditanah air. Evaluasi belajar secara nasional dilakukan tanpa ada intervensi pemerintah sekali pun. Karena setiap sekolah bahkan guru berkuasa penuh untuk menyusun kurikulumnya sendiri.
Jadi jangan pernah berhayal bahwa guru-guru di Finlandia disibukkan untuk mengejar terget-target tertentu karena di negeri ini guru selalu menyesuaikan bahan ajarnya dengan kebutuhan setiap pelajar. Jadi, di Finlandia siapa pun presidennya dan menteri pendidikannya tidak akan berpengaruh signifikan terhadap masa depan pendidikan. Karena fungsi pemerintah dalam memajukan sektor pendidikan adalah dukungan finansial dan legalitas. Mau bagaimana caranya, maka gurulah yang berwewenang atas itu karena guru dipandang sebagai sosok yang paling mengerti mau dimana wajah pendidikan Finlandia dibawa dimasa yang akan datang.
Sistem ini telah berdampak positif kepada pola cara mengajar guru yang tidak terlalu dipusingkan oleh hiruk pikuknya politik nasional negaranya. Keseriusan negara Finlandia menyokong keberhasilan pendidikan nasionalnya dibuktikan dengan diterapkannya kebijakan gratis sekolah 12 tahun. Kerenkan?
Ada hal menarik lainnya. Bila ditanah air setiap tahun selalu saja ada perubahan guru yang masuk silih berganti tidak demikian halnya di Finlandia. Jangankan berganti bahkan setiap kelas akan diasuh oleh 3 orang guru sekaligus. Dua orang guru bertindak sebagai guru mata pelajaran sedangkan satu orang lagi menjadi pengawas dan pembimbing setiap siswa dalam memahami setiap bidang studi.
Jadi, bila di Indonesia belajar 12 tahun berarti mengenal belasan bahkan puluhan guru maka di Finlandia selama 12 tahun setiap kelas hanya dibimbing oleh 3 orang guru. Gado-gado dong? Ops, tunggu dulu. Guru-guru di Finlandia bukanlah guru asal-asalan yang dipungut ditengah jalan atau otomatis jadi guru karena dekat dengan penguasa. Guru-guru Finlandia adalah lulusan terbaik setiap perguruan tinggi dan mereka harus masuk dalam kelompok 10 besar lulusan terbaik. Jika tidak, jangan pernah bermimpi jadi guru di negeri ini. Itulah sebabnya guru-guru di Finlandia betul-betul berdedikasi tinggi. Gajinya besar dong? Tidak. Guru-guru Finlandia justru digaji dengan gaji secukupnya bahkan bisa dikatakan kurang memadai.

Tetapi gurunya begitu menikmati profesinya hal ini karena mayoritas masyarakat Finlandia begitu menghormati dan menghargai profesi seorang guru. Bagaimana ditanah air? Dengan alasan melanggar HAM seorang guru bisa dipidanakan hanya karena menghukum seorang murid yang kebetulan indisipliner. Alasan bahwa setiap anak disekolahkan untuk pintar bukan untuk dianiaya menjadi senjata jitu siapa pun untuk memperkarakan setiap guru. Kalau begini seharusnya setiap orangtua jangan pernah menyekolahkan anaknya kalau etika dan moralnya belum bisa dipertanggungjawabkan karena dalam sistem pendidikan nasional kita, etika moral adalah tanggungjawab orang tua sedangkan pencerdasan adalah tanggungjawab guru.
Oleh karena itu salah besar menyalahkan guru bila setiap pelajar tidak beretika karena etika dan moral adalah tanggungjawab orangtua. Jadi, wajarkah kita menyalahkan guru bila diperistiwa tertentu harus bertindak tegas terhadap para pelajar? Bukankah orangtua yang bersangkutan harusnya lebih malu karena jelas-jelas gagal mempersiapkan anaknya lebih bermoral sebelum menempuh pendidikan formalnya.

Tuesday, April 17, 2012

NGAMUK, TAMPAR DAN PERLUASAN SIBOLGA

Perluasan Sibolga dan Tapteng
Oleh : Samsul Pasaribu*
Ada fenomena menarik ditengah-tengah bergulirnya kembali wacana perluasan Sibolga yang ditabuh oleh Wakil Bupati Tapanuli Tengah H.Sukran J Tanjung SE belum lama ini. Fenomena itu adalah munculnya kontroversi atas dukungan sang Wakil Bupati terkait perluasan Sibolga. Parahnya lagi, statemen dukungan itu didengarkan langsung oleh ribuan masyarakat Sibolga. Tidak hanya itu, orang nomor satu di Sumatera Utara ini pun (gubernur-red), juga turut mendengarkan statemen kontroversial sang Wakil Bupati.
Lalu dimana menariknya? Menarik karena pasca dukungan ilegal itu penulis mencoba mencari titik temu beberapa peristiwa secara nasional yang hampir bersamaan terjadinya. Peristiwa itu adalah aksi spontanitas menteri BUMN Dahlan Iskan yang ngamuk di Tol karena menangkap basah antrian panjang digerbang tol lebih dari 5 kendaraan dan issu penamparan petugas lapas yang konon katanya dilakukan oleh Wakil Menteri Hukum dan Ham, Dr.Denny Indrayana dalam sidak pengedar narkoba dari dalam lembaga permasyarakatan.
Dua peristiwa nasional ini yang sempat mengalihkan gejolak kenaikan BBM dan Kasus Korupsi Nazarudin ini punya benang merah dengan kontroversial masyarakat terhadap dukungan Wabup Tapteng akan perluasan Sibolga. Pertanyaannya dimana keterkaitan benang merah itu? Pembaca jangan bingung dulu atau berpikir terlalu sederhana. Benang merah itu bukan karena Menteri BUMN dan Wamenkumham juga turut ribut soal perluasan Sibolga tetapi karena cara masyarakat menilai tindak tanduk pejabat negara ini berbeda ditengah-tengah masyarakat.

Friday, April 13, 2012

Menunggu Ajal Diujung Pensil 2B

Andi Josua Telaumbanua
Jakarta Apa jadinya ketika setiap orang di bumi ini mengetahui kapan waktu kematiannya, maka akan terjadi krisis kepercayaan. Kekhawatiran yang berlebihan akan menghinggapi semua orang. Bahkan setiap orang mungkin sudah tidak mau lagi berbuat apa-apa, hanya berdiam diri menunggu ajal. Dilema seperti itu tidaklah salah ketika dialami oleh orang yang mengetahui kapan kematiannya, namun kenyataannya hal itu justru dialami oleh generasi muda penerus bangsa ini.

Menjelang Ujian Akhir Nasional (UAN) setiap siswa akan diberikan pelajaran tambahan, bahkan bagi beberapa siswa akan secara khusus mengikuti les mata pelajaran di luar jam yang telah disediakan oleh sekolah. Disamping itu para siswa akan diberikan uji coba (try out) ujian pada waktu-waktu tertentu. Semua persiapan itu dilakukan agar siswa mampu menghadapi UAN nantinya. Fenomena diatas merupakan hal yang sudah lumrah diwajah persekolahan Indonesia saat ini. Kelas IX (Sembilan) atau XII (Dau Belas) akan selalu dipaksa untuk fokus pada UAN. Sebab bagi persekolahan UAN merupakan bentuk nyata bagaimana sekolah itu. Semakin besar tingkat kelulusan, maka pihak sekolah akan di nilai berhasil. Meskipun untuk mencapai tingkat kelulusan itu digunakan cara-cara yan tidak tepat.

Tidak dipungkiri lagi cara-cara yang tidak tepat itu sudah menjadi langganan setiap adanya UAN. Hal itu bukan tidak diketahui oleh pihak lain seperti orang tua siswa yang berhimpun di Komite sekolah dan masyarakat sekitar sekolah. Tetapi kerena tuntutan tingkat kelulusan maka semua pihak tidak mempersoalkan cara-cara tersebut. Itu dapat terlihat dari sistem yang diberlakukan pada UAN. Setiap pengawas akan dilakukan pertukaran dengan sekolah lain. pengawas dari sekolah berbeda tersebut hanya akan sebagai robot pengawas yang hanya akan menegur peserta ujian ketika ribut dan bertanya pada peserta ujian lainnya. Tetapi tidak akan menegor ketika ada pihak sekolah yang memberikan jawaban UAN tentunya dengan cara yang sudah dikondisikan agar seolah-olah tidak terjadi kecurangan. Lalu jawaban itu akan berpindah-pindah ketangan peserta lain. sementara pengawas ketika melihat perpindahan bocoran jawaban itu akan bersikap seolah-olah tidak melihat. Bahkan hanya berkata, "Jangan ribut".

Bahkan dengan kondisi saat ini jawaban dikirim melalu SMS ke nomor HP salah seorang siswa setiap ruangan ujian dengan menggunakan nomor HP baru. Padahal sebelumnya telah ada kesepakatan antar pihak sekolah dengan siswa yang akan di berikan SMS tersebut. Kejadian seperti itu seolah-olah sudah menjadi hal yang lumrah dimata setiap orang yang terlibat dalam pelaksanaan UAN. Padahal cara-cara seperti itu adalah bibit merusak kepercayaan gernerasi muda. Ironisnya ketakutan dan ketidakpercayaan secara tidak sadar terlaksana oleh karena perbuatan pemerintah dalam pelaksanaan UAN ditambah lagi persekolahan yang secara tidak benar melakukan pendidikan. Hal itu bisa terlihat dengan peran serta pihak sekolah dalam mengisi ilmu pengetahuan para siswa. Baru ketika akan UAN semua elemen sekolah sibuk melakukan les tambahan.

Monday, April 2, 2012

Tolak Keputusan Penundaan Kenaikan BBM

MAHASISWA SIBOLGA SANDERA MOBIL PLAT MERAH
Sibolga.-
polisi blokade pergerakan mahasiswa
Rapat Paripurna DPR RI, Sabtu (31/3) dini hari, sepakat menunda rencana kenaikan harga BBM pada 1 April 2012. Keputusan itu merupakan hasil pemungutan suara rapat paripurna DPR tentang RUU APBN Perubahan 2012, namun keputusan tersebut mendapat penolakan dari puluhan mahasiwa Sibolga-Tapteng. Samsul Pasaribu selaku kordinator aksi mengatakan dalam orasi bahwa keputusan tersebut dianggap hanyalah keputusan dimana hanya mengantisipasi keributan rakyat. Dan tidak lama lagi, menurutnya bahwa harga BBM akan kembali naik.

"Ini merupakan keputusan yang sudah terjadi kongkalingkong antara pemilik kepentingan dengan pemerintah, jadi dapat kita duga kalau tidak lama lagi BBM akan kembali naik seperti yang diperkirakan" teriak Samsul dalam aksinya di Sibolga, Sabtu (31/3) kemarin. Bahkan, katanya bahwa apabila pemerintah mengikuti harga minyak dipasar dunia maka tidak dapat dipungkiri lagi kalau kenaikan BBM akan terjadi dan keputusan paripurna adalah pelipur lara saja. "Keputusan iini hanyalah pelipur lara, karena kita akan mengikuti pasar dunia yang mapir dapat dipastikan kalau minyak akan naik dalam waktu dekat ini" soraknya.
Sekjend Germasi Andi Josua bakar semangat mahasiswa dalam orasinya

Aksi tersebut, massa sempat memblokade jalan sebelum polisi dapat mengarahkan massa untuk tetap hanya memakai sebahagian badan jalan saja. Sementara massa juga sempat menyandera kendaraan berplat merah milik pemerintah sehingga akhirnya polisi mengarahkan mobil pemerintah dan tangki kejalur yang tidak melewati para pengunjuk rasa. Aksi dorong-dorongan antara polisi dan massa juga sempat terjadi dijalan, lantaran massa terus bersikeras untuk memblokade seluruh badan jalan yang mengakibatkan polisi harus bernegosiasi dengan massa. Dan setelah terjadi negosiasi, massa akhirnya membubarkan diri. (Ali Akbar)
disaksikan ketua Umum PB Germasi dan Kadepwil Sibolga, Andi lanjutkan orasi

disadur dari Harian Suara Rakyat Tapanuli

Germasi Hadiri HUT Sibolga ke-312

Plt.Gubsu berkenan diabadikan dengan pengurus PB Germasi
Bertempat di gedung DPRD Kota Sibolga peringatan puncak hari jadi Sibolga dilaksanakan. Acara yang sempat molor hingga 5 jam ini dihadiri langsung oleh Plt.Gubernur Sumatera Utara H.Gatot Pujo Nugroho ST. Moment peringatan HRJ Sibolga ini turut dihadiri oleh pengurus Gerakan Mahasiswa Sibolga-Indonesia baik yang berada di pusat maupun dibeberapa wilayah yang ada. Ketum PB Germasi Samsul Pasaribu, Sekretaris Jenderal Andi Josua, Kepala Depwil Sibolga Irfan Arhamsyah, dan beberapa anggota Germasi dari Sibolga Eli Arianto saputra dan Muhammad Rahman hadir langsung pada peringatan.
Bersama Plt.Gubsu pasca rapat paripurna DPRD Kota Sibolga
HRJ 312 diawali dengan pembukaan rapat paripurna istimewah DPRD Kota Sibolga dan dilanjutkan dengan pembacaan kilas  balik sejarah Sibolga yang dibacakan oleh Sekretaris dewan DPRD Kota Sibolga, Sam Suharmi SE. Setelah itu Walikota Sibolga didaulat menyampaikan sambutan. Dalam sambutannya Walikota menegaskan bahwa sejak dibawah kepemimpinannya sudah  banyak prestasi yang beliau ukirkan baik langsung maupun tidak langsung. salah satu prestasi nyata adalah  diberlakukannya Jamkesda di kota Sibolga yang baru bisa menyentuh 4000 jiwa keluarga tidak mampu. Begitu pun hingga tahun 2012 kota Sibolga memiliki 3 permasalahan besar yang patut menjadi perhatian provinsi Sumut diantaranya jalan propinsi Tarutung Sibolga yang sudah 8 tahun tidak pernah diperbaiki, dan tapal batas Sibolga Tapteng yang hingga saat ini masih bermasalah padahal Sibolga begitu membutuhkan perluasan.
Ketum PB Germasi didampingi Kadpewil Sibolga dan kawan-kawan Germasi
Pasca sambutan Walikota Sibolga, Gubernur Sumut mendapat giliran menyampaikan kata Sambutan. Secara spesifik Gubsu mengajak pemko Sibolga untuk tetap bersinergi dengan pemerintah provinsi dalam melakukan pembangunan berkesinambungan di kota Sibolga khususnya dan Sumut pada umumnya. Menurut Gubsu, tanpa kerjasama yang baik mustahil kesejahteraan rakyat bisa tercapai dengan baik dan maksimal. maka oleh karena itu pinta Gubsu, seluruh stakeholder pembangunan wajib terlibat dalam segala hal untuk menyumbangkan pikiran dan sarannya. kata Gubsu yang disambut tepuk tangan para undangan
Kadepwil Germasi Irfan Arhamsyah dan kawan-kawan
Tepat pukul 16.00 Wib ketua DPRD Sibolga Syahlul U Situmeang mengetok palu pertanda rapat paripurna ditutup dengan resmi serta dilanjutkan photo bersama. Rangkaian HRJ Sibolga ke-312 diisi dengan berbagai acara ceremoni disamping Rapat Istimewah DPRD Sibolga, juga dilaksanakan jiarah dimakam Tuanku Dorong (pendiri kota Sibolga) dan pelepasan pawai kendaraan hias dari depan rumah dinas Walikota Sibolga. (SP)