Selamat Atas Peluncuran Majalah Online GERMASI "IDEALIS", Terbit Tanggal 5 Setiap Bulan. Jangan Sampai Ketinggalan

Saturday, May 5, 2012

Soal Permohonan Maaf Terhadap Bupati

Germasi Sesalkan Sikap Sahat
Sibolga.-(5/5) Harian Suara Rakyat Tapanuli
e-peper Harian Suara Rakyat Tapanuli
Permohonan maaf yang dilakukan oleh Dosen STIE Al-Wasliyah, Sahat Simatupang SE terhadap Bupati Tapteng Raja Bonaran Situmeang SH, M.Hum membuat beberapa elemen masyarakat kecewa tidak terkeculai Gerakan Mahasiswa Sibolga-Indonesia (Germasi). Germasi menyesalkan itu karena tindakan itu dipandang sebagai pembiaran terhadap penguasa untuk selalu mengintimidasi karya ilmiah orang lain. Samsul Pasaribu selaku ketua Germasi mengatakan bahwa apa yang dilakukan Sahat sudah tidak etis. Dirinya menganggap Sahat tidak menghargai hasil pertemuannya dengan komisi I DPRD Sibolga dengan sejumlah mahasiswa STIE dan Germasi. "Dalam pertemuan itu ada hasil yang kita dapatkan dimana dalam hasil itu seharusnya membalas surat undangan itu bahwa Sahat menolak untk menghadiri undangan tersebut dan menyarakan agar Bupati membuat agenda acara atau forum ilmiah yang khusus menyelesaikan kontroversi dimaksud" kata Samsul kepada SURAT di Sibolga, Jumat(4/5)
Dikatakanya apa yang menjadi perseteruan antara Sahat dengan Bonaran bukan lagi  menjadi masalah pribadi melainkan sudah menjadi permasalahan akademik versus penguasa. Namun tidak Sahat seolah-olah memberikan peluang terhadap pemerintah untuk menakut-nakuti para penulis dimasa yang akan datang. "Kalau seperti ini cara penyelesaiannya maka kedepan penguasa akan sangat mudah mengintimidasi setiap karya tulis orang lain" ucapnya. Lebih lanjut Samsul mengatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Sahat Simatupang sudah mencederai para pembelanya sendiri. Karena mahasiswa sebenarnya tidak pernah mendukung sahat atas pribadinya sendiri melainkan status dosen yang ada padanya mengingat Sahat mengatasnamakan profesi dosennya dalam tulisannya yang mengundang kontroversial. "Cara-cara seperti ini tentu berbahaya dalam dunia pendidikan kita. bila setiap karya ilmiah diancam pidana dan di obok-obok penguasa maka hancurlah bangsa ini' sesalnya.

Meski ada permohonan maaf dari Sahat, sambung Samsul dirinya pribadi sangat mencurigai isi dari surat tersebut. Menurutnya permohonan maaf dari seorang akademisi tidaklah seperti itu. Beliau yakin sudah ada politisisasi terhadap surat yang dikirimkan Sahat terhadap Bonaran Situmeang. "Saya yakin, apa yang diberitakan dimedia kemarin bukanlah isi surat sahat yang sebenarnya. penguasa sepertinya memanfaatkan isi surat dan setiap kata yang ada untuk memenangkan dirinya dalam kontroversi dimaksud. Sebagai seorang akademisi Sahat tidak mungkin melakukan itu karena menyangkut harga dirinya sebagai penulis. pungkasnya.

No comments:

Post a Comment