Agustus tahun ini sangat terasa istimewa dikarenakan sejak awalnya bulan ini kita juga serentak digandeng dengan awal bulan yang kita (muslim) imani suci, Bulan Ramadhan.
Wacana pun terkembangkan menjurus kepada sejarah di tanah air dalam peraihan kemerdekaan dan bulan ramadhan yang juga menjadi momentumnya. Revolusi agustus yang fenomenal tertanggal 17 tahun 1945 saat itu adalah hari ke-9 (sembilan) dari Ramadhan 1366 H. Kini, cerita dibulan Agustus dan Ramadhan pun menghadirkan sensasi baru yang menjadi satu cerita unik saat tersadari bahwa hari kemerdekaan kita (Indonesia) tahun ini disandingkan dengan hari turunnya Al-Qur’an, kitab suci yang menjadi mu’jizat di akhir zaman.
The Month of Spirit, begitulah penulis menggelari momentum ini. Begitu kentalnya nuansa spiritual yang mengaliri setiap pemikiran dan hati seluruh bangsa Indonesia terkhusus kepada umat muslim yang saat ini menjalankan ibadah puasa sembari mempersiapkan diri untuk memasuki usia baru dieksistensinya selama 66 tahun.
Ibadah Puasa, Ibadah Spiritual
Pada Bulan Agustus ini, mayoritas rakyat Indonesia kembali menjalankan perintah tuhannya dalam visi taqwa. Tentunya segala hakikat makna yang terkandung dalam sucinya ibadah ini diharapkan mampu memberikan pelajaran dan solusi-solusi hidup yang manusia butuhkan. Rasa tulus, jujur, ikhlas dalam perbuatan, sabar, peduli dan berbagi serta menjaga diri di jalur etika berfikir dan bertindak secara manusiawi adalah kompentensi yang ingin bersama-sama kita capaikan. Dalam rangka hidup “Ber-Indonesia” tentu saja pilar pembangunan kesempurnaan dan kesucian diri itu (tulus, jujur, ikhlas, sabar, simpatik serta beretika) itu mutlak sangat urgen kita perlukan untuk ditanamkan kedalam tiap karakter individu seluruh rakyat Indonesia agar tercipta sublimasi Indonesia ke level yang lebih baik.
17 Agustus dan 17 Ramadhan
Dari latar belakang sejarah nasional, 17 Agustus setiap tahunnya disakralkan karena merupakan hari paling penting bagi bangsa Indonesia. Tepat pada hari ini proklamasi kemerdekaan dan klaim kebebasan hidup di gemakan ke seluruh dunia oleh Soekarna dan Hatta. Spirit (Semangat) nasionalisme itu mewabahi seluruh rakyat Indonesia yang bersatu dalam satu rasa kebersamaan, melebur dan menjadikan superiornya sebuah kekuatan hingga akhirnya revolusi peradaban Indonesia pun bermula.
Dari latar belakang agama, 17 Ramadhan yang kita sakralkan juga sebagai hari bersejarah adalah hari turunnya kitab suci Al-Qur’an. Setiap tahunnya umat muslim memperingati hari dimana Nabi Muhammad SAW menerima wahyu yang ditujukan kepada umat manusia di muka bumi ini dengan fungsi sebagai referensi hidup dan pedoman yang menggaransi kebahagiaan.
17 Agustus 2011 edisi spesial
Seperti yang telah kita ceritakan tadi, spesialnya hari ini adalah bebaurnya 2 (dua) peringatan akbar. Dalam satu momen, kita disuguhi sejarah yang kuat dari cerita dari sisi bangsa dan agama dan itu kita alami saat sedang berada dalam pelatihan diri dari segi fisik dan mental (puasa). Sudah seharusnya momen-momen yang memicu ingatan kita kepada hal-hal bernilai positif dan berpesan moral itu dimanfaatkan untuk menyadarkan diri yang telah terlena oleh waktu yang berlalu. 66 Tahun kita medeka, serenta itu pula kita hidup dalam beragam masalah yang enggan berkurang malah selalu bertambah. Kemiskinan, kelaparan, penganiayaan, ketidakadilan dan keruhnya pemerintahan serta bencana alam dan selalu kemalingan (korban korupsi) menjadi khazanah problematika. Sudah sekian lama Al-Qur’an diturunkan namun masih banyak diantara kita hidup manusia yang beraktifitas secara “liar” dan tak terarah. Pun begitu juga dengan ibadah puasa yang telah berulang kali kita kerjakan, hanya ada sekelompok kecil dari manusia yang berpuasa itu yang sukses memperbaiki dirinya.
Dengan adanya peristiwa yang kebetulan ini, diharapkan mampu memberikan makna positif yang ditafsirkan bahwa seluruh umat manusia agar segera kembali kepada petunjuk hidup di dunia terkhusus dalam hal berbangsa dan bertanah air. Hari fenomenal ini juga diharapkan mampu meningkatkan semangat keislaman pun juga semangat kebangsaan.
Ramadhan memang sarat akan kata perjuangan dan jelas menjanjikan kemenangan jika semua pelakunya menunjukkan ketotalitasan diri dan kemampuannya dalam rangka berjihad untuk kemaslahatan umat. Jangan ada lagi yang bertindak berasaskan kepentingan semata atau menuruti keegoisan diri.
Indonesia sebagai negara yang terbiasa berharap, pada bulan yang penuh nuansa spiritual ini beruntung bisa termediasi oleh momen yang mempersilahkan untuk melakukan hal itu (berharap). Khusuknya kita dalam berdo’a dengan dibarengi semangat kebangsaan kita bersama dan mau berkomitmen untuk kembali kepada tuntunan berkehidupan yang baik akan menghadirkan wajah baru nan ceria Indonesia di usia rentanya. Selangkah demi selangkah kita maju dengan usaha dan do’a yang menyertai! Kumandang ayat suci dan lagu kebangsaan Indonesia raya berpadu menjadi satu harmoni indah di hari ini yang kiranya dapat menggugah hati rakyat Indonesia dalam peraduannya dengan krisis moral, hingga akhirnya menjadi bangsa yang lebih berkepribadian baik. Semoga.
No comments:
Post a Comment