oleh: Andi Josua Telaumbanua**
sekjen germasi |
Salah satu bentuk demokrasi di daerah otonom adalah pemilihan kepala daerah secara langsung oleh masyarakat. Demikian halnya dengan daerah di kepulauan Nias yang dalam waktu dekat akan mengadakan pemilihan umum kepala daerah.
Kepulauan Nias yang sejak Oktober 2008 telah terbagi menjadi 5 daerah pemerintahan daerah tingkat II yang sebelumnya telah mekar menjadi 2 kini terdiri dari 4 kabupaten dan 1 kota, yaitu Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Utara, dan Kota Gunungsitoli. Kelima wilayah pemerintahan itu memiliki potensi sumber daya yang perlu di kembangkan guna melaksanakan pembangunan berkelanjutan demi kesejahteraan masyarakat.
Namun, hal tersebut hanya mungkin dilakukan oleh pemimpin yang memiliki itikad baik dalam membangun kepulauan Nias dari ketertinggalan. Ajang pilkada merupakan suatu prosesi dalam menentukan pemimpin harus jauh dari kepentingan ranah pribadi. Pilkada yang akan mulai dilaksanakan pada Februari 2011 mendatang akan menentukan maju-mundurnya kepulauan Nias.
Oleh karena itu, kepulauan Nias membutuhkan pemimpin yang kadar ambisinya lebih kecil daripada cita-cita. Hal ini diperlukan agar kelak keberlangsungan kepemimpinan bukan sebatas gila jabatan, tetapi menjadikan kekuasaan yang dimilikinya untuk pengabdian kepada rakyat.Di samping itu, para calon kepala daerah juga harus mempunyai komitmen dalam memberesi persoalan utama di republik ini yakni birokrasi (Sukardi Rinakit, 2008). Birokrasi yang seharusnya melayani masyarakat menjadi tuan atas masyarakat itu sendiri. Sebab, para birokrat tidak memiliki perasaan bernegara sehingga menjadi sumber kemiskinan dan perasaan tidak adil yang berkembang nantinya di hati ono Niha.
Melihat perkembangan yang sedang berlangsung menjelang pilkada di Nias membuat ingatan pada pemilihan legislatif dan pemilihan presiden RI yang lalu tebersit kembali. Masyarakat akan diberikan berbagai macam janji-janji yang luar biasa tinggi khayalannya. Sehingga terkadang mampu melambungkan hati dan pemikiran masyarakat yang pada umumnya berpendidikan di bawah rata-rata. Akibatnya, masyarakat akan lupa berdiri di tanah. Belum lagi ditambah dengan money politic yang kerap terjadi pada setiap berlangsungnya pesta demokrasi. Praktik seperti itu sudah pasti akan menjadikan masyarakat ono niha semakin dikebiri hak-hak demokrasinya hingga 5 tahun ke depan.
Hemat saya, pemimpin Nias haruslah meneladani kepemimpinan leluhur Nias yang mampu merangkul elemen masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan. Cara yang paling efektif adalah dengan menanamkan kebaikan dan melakukan tindakan progresif serta tegas. Dengan demikian, pemimpin tersebut akan menjadi figur alternatif dari calon lainnya yang dibutuhkan masyarakat.
Pemimpin Nias juga harus tidak gentar dalam mengambil keputusan. Dengan demikian, rakyat tidak linglung dan bingung. Pemimpin tersebut mampu menyusup ke relung hati dan menjadi semangat yang membara bagi rakyat.
Bebas dari praktik KKN
Hal lain yang sangat penting dan menjadi idaman semua masyarakat Nias untuk mendapatkan pemerintah yang bersih dari praktik KKN. Calon pemimpin Nias ke depan harus belajar dari apa yang dialami oleh Bupati Nias Binahati Baeha yang tersandung dugaan korupsi dan kini ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Mengingat kepemimpinan kepala daerah yang akan berjalan selama 5 tahun ke depan, maka para calon kepala daerah yang telah siap bertarung pada Pilkada 2011 mendatang harus mulai sekarang mengubah motivasi utamanya menjadi kepala daerah. Bila semula untuk kekuasaan pribadi, maka sekarang menjadi ketulusan mengabdi kepada rakyat agar kelak bukan saja hanya kebutuhan hidup minimum ono niha terpenuhi, melainkan juga masyarakat Nias menjadi sejahtera. Masyarakat Nias terbebas dari pengangguran, bisa makan 3 kali sehari, bisa sekolah setinggi-tingginya, bisa berobat ketika sakit, dan bisa bersantai (berwisata) setelah lelah bekerja seminggu meskipun wisatanya hanya ke kampung sebelah.
* Penulis adalah Mahasiswa Pendidikan Matematika Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Gunungsitoli, Wakil Ketua Bidang Kaderisasi DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Nias 2008-2010, sekretaris jendral PB germasi.
sudah terbit di media online nias bangkit
No comments:
Post a Comment