Ketum Germasi dan Sekjend |
Rabu, 26 Januari 2011
SIBOLGA-METRO; Gerakan Mahasiswa Sibolga (Germasi) se-Indonesia mengapresiasi keseriusan Pemko Sibolga yang mengalokasikan 30 persen di APBD Sibolga untuk sektor pendidikan.
“Anggaran yang terbilang cukup besar ini, oleh Germasi dipandang sebagai terobosan baru pemerintah untuk menggenjot prestasi akademik di Negeri Berbilang Kaum dan tidak ada alasan untuk tidak mendukung perhatian besar seperti tersebut,” kata Ketua Umum PB Germasi Samsul Pasaribu, dan Sekjend PB Germasi Andi Josua, kepada METRO di Sibolga, Selasa (25/1).
Menurut Samsul, untuk memajukan Sibolga, Sibolga harus berani belajar dari Jepang
yang mampu bangkit pasca tragedi Hirosima dan Nagasaki dengan menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama. Namun Samsul mengingatkan, alokasi dana pendidikan mencapai 30 persen tidak serta merta dapat meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi harus didukung oleh etos kerja. “Jadi, Wali Kota Sibolga baru disebut berhasil memajukan pendidikan di Kota Sibolga, bila mampu mengkolaborasikan tiga sektor yang ada, yaitu dana, akademisi yang mumpuni dan dukungan masyarakat. Bila salahsatu saja pincang, terutama tidak tersedianya akademisi yang mumpuni, perhatian serius Wali Kota Sibolga hanya akan dikalikan nol,” tukasnya.
Oleh karena itu, lanjut Samsul, ke depan Wali Kota diharapkan tidak terlalu membesar-besarkan alokasi dana pendidikan sebesar 30 persen, karena kepedulian melalui peningkatan anggaran pendidikan merupakan indikator yang mudah untuk diukur. “Yang terpenting adalah wali kota harus benar-benar selektif dalam mengkaji peruntukan dana 30 persen ini, ke mana saja diposkan dan apa urgensinya bagi peningkatan SDM di Sibolga. Di samping itu, wali kota harus benar-benar mengenal lingkungan stakeholder pendidikan di Kota Sibolga dan tidak menerima mentah-mentah laporan dari bawahannya dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Sibolga,” terangnya.
Hal senada juga disampaikan Sekjend PB Germasi Andi Josua Telaumbanua. Dia menambahkan, Wali Kota Sibolga harus memberi perhatian penuh terhadap sistem pengelolaan pendidikan yang sarat rekayasa. Dia mengungkapkan, banyak pelajar tamatan SMP dan SMA sederajat yang menyampaikan keluhannya kepada Germasi perihal kecurangan UAN di Kota Sibolga.
Ditanya pola apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Sibolga, Samsul mengatakan, pendidikan di Kota Sibolga harus berorientasi pelatihan dan penelitian. Selain itu, kualitas guru ditingkatkan dan tidak salah bila diberi standar minimal strata 2 (S2) hal yang sama juga diberikan kepada para pelajar. (afn)
“Anggaran yang terbilang cukup besar ini, oleh Germasi dipandang sebagai terobosan baru pemerintah untuk menggenjot prestasi akademik di Negeri Berbilang Kaum dan tidak ada alasan untuk tidak mendukung perhatian besar seperti tersebut,” kata Ketua Umum PB Germasi Samsul Pasaribu, dan Sekjend PB Germasi Andi Josua, kepada METRO di Sibolga, Selasa (25/1).
Menurut Samsul, untuk memajukan Sibolga, Sibolga harus berani belajar dari Jepang
yang mampu bangkit pasca tragedi Hirosima dan Nagasaki dengan menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama. Namun Samsul mengingatkan, alokasi dana pendidikan mencapai 30 persen tidak serta merta dapat meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi harus didukung oleh etos kerja. “Jadi, Wali Kota Sibolga baru disebut berhasil memajukan pendidikan di Kota Sibolga, bila mampu mengkolaborasikan tiga sektor yang ada, yaitu dana, akademisi yang mumpuni dan dukungan masyarakat. Bila salahsatu saja pincang, terutama tidak tersedianya akademisi yang mumpuni, perhatian serius Wali Kota Sibolga hanya akan dikalikan nol,” tukasnya.
Oleh karena itu, lanjut Samsul, ke depan Wali Kota diharapkan tidak terlalu membesar-besarkan alokasi dana pendidikan sebesar 30 persen, karena kepedulian melalui peningkatan anggaran pendidikan merupakan indikator yang mudah untuk diukur. “Yang terpenting adalah wali kota harus benar-benar selektif dalam mengkaji peruntukan dana 30 persen ini, ke mana saja diposkan dan apa urgensinya bagi peningkatan SDM di Sibolga. Di samping itu, wali kota harus benar-benar mengenal lingkungan stakeholder pendidikan di Kota Sibolga dan tidak menerima mentah-mentah laporan dari bawahannya dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Sibolga,” terangnya.
Hal senada juga disampaikan Sekjend PB Germasi Andi Josua Telaumbanua. Dia menambahkan, Wali Kota Sibolga harus memberi perhatian penuh terhadap sistem pengelolaan pendidikan yang sarat rekayasa. Dia mengungkapkan, banyak pelajar tamatan SMP dan SMA sederajat yang menyampaikan keluhannya kepada Germasi perihal kecurangan UAN di Kota Sibolga.
Ditanya pola apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Sibolga, Samsul mengatakan, pendidikan di Kota Sibolga harus berorientasi pelatihan dan penelitian. Selain itu, kualitas guru ditingkatkan dan tidak salah bila diberi standar minimal strata 2 (S2) hal yang sama juga diberikan kepada para pelajar. (afn)
No comments:
Post a Comment