TERIMAKASIH FIRMAN UTINA
Oleh : Samsul Pasaribu*
Firman Utina, dkk Timnas |
Pluit panjang babak kedua partai final piala AFF 2010 telah ditiup. Sang Garuda pun akhirnya mampu mengkandaskan harimau Malaya dengan skor tipis 2-1. Indonesia akhirnya menang, namun gagal sebagai juara piala AFF 2010. Dan inilah kali ke empat tim merah putih kita gagal meraih gelar juara AFF yang di helat satu kali dalam dua tahun ini. Di stadion kebanggaan bangsa ini,Gelora Bung Karno (GBK) Indonesia harus merelakan Malaysia merayakan kemenangannya.
Kini, pesta telah usai, sang juara pun telah berpesta. Beberapa hari kedepan media mungkin masih akan bercerita tentang bola. Sebahagian akan mengapresiasi kinerja timnas dan sebahagian lagi melakukan kritikan pedas akan kinerja timnas yang ujung-ujungnya akan bermuara kepada kinerja PSSI dibawah kepemimpinan Nurdin Halid.
Terlepas dari puas atau tidak puas hasil kerja Firman Utina dkk, kita telah menjadi saksi bahwa 22 orang putra bangsa ini telah mampu menghipnotis ratusan juta rakyat negeri ini untuk melupakan sesaat permasalahan bangsa dan fokus dalam satu peristiwa, sepak bola. Sebulan penuh Firman dan kawan-kawan juga telah menyuguhkan perfoman terbaiknya dilapangan hijau sehingga jutaan rakyat negeri ini selalu tersenyum disepanjang hari dari satu laga ke laga berikutnya. Firman Utina, dkk juga berhasil menggiring publik untuk tidak mempedulikan celotehan para politisi di senayan yang sudah barang tentu sarat kepentingan. Dan yang sangat penting lagi adalah, Firman Utina, dkk telah berhasil menyatukan rakyat negeri ini melalui sepak bola (setidaknya dalam satu bulan ini).
Nah, alangkah naifnya andai setalah semua yang mereka persembahkan di akhir pesta piala AFF 2010 kita melupakan segala perjuangan timnas. Kegagalan meraih juara kita jadikan dasar untuk tidak mengapresiasi semua yang telah mereka lakukan. Padahal, dalam sejarah bangsa ini, inilah kali pertama timnas melaju mulus tanpa kalah sejak babak penyisihan hingga semifinal. Prestasi ini juga ,menyerupai prestasi tim nasional Belanda di FIFA Word Cup 2010 yang tak terkalahkan sejak babak penyisihan grup namun akhirnya harus mengakui kehebatan Spanyol di babak final.
Perjuangan yang maha berat bagi timnas ini, apalagi dibayang-bayangi ekspektasi masyarakat Indonesia yang begitu besar, timnas telah memenangkan enam partai dari tujuh partai yang dilakoni. Timnas juga telah mampu mensarangkan 17 gol kegawang lawan dan hanya kebobolan enam gol. Raihan ini sebenarnya telah mendudukkan Indonesia sebagai tim yang lebih unggul dari sang juara Malaysia yang hanya mencetak 12 gol dan kebobolan 7 gol selama musim AFF 2010. Hasil ini meletakkan timnas Garuda diposisi puncak raihan gol terbanyak dengan koleksi gol 17 disusul Vietnam 8 gol dan Malaysia 7 gol. Sepanjang perhelatan AFF 2010, telah dicetak 51 gol, 65 kartu kuning dan 4 kartu merah (sumber situs resmi AFF 2010/ www.affsuzukicup.com)
Ini tentu prestasi yang harus kita apresiasi. Ucapan terimakasih tentunya tidak cukup. Yang dibutuhkan oleh timnas kedapan adalah agar pemain ke-12-nya (supporter) tetap memberikan dukungan yang sama tanpa surut sedikit pun di ajang apa pun yang digelar di dunia ini. Dan yang terpenting lagi dukungan itu harus terus mengalir kendati pun saat itu timnas harus kalah beberapa kali.
Kita juga harus menyadari bahwa sejarah telah membuktikan ketika jutaan rakyat negeri ini termasuk mereka yang mendadak cinta sepak bola benar-benar memberikan dukungannya yang luar biasa bagi sepak bola kita, tim merah putih ternyata mampu bermain dengan sangat begitu baik. Artinya, sepak bola ternyata tidak hanya milik dan tanggungjawab pelatih. PSSI dan pemain namun juga tanggungjawab seluruh rakyat negeri ini. Terimakasih Firman Utina, dkk.
*penulis adalah ketua umum PB Gerakan Mahasiswa Sibolga (Germasi) dan presiden mahasiswa Ikopin – Bandung.
No comments:
Post a Comment