Rabu, 05 Januari 2011
Ketum PB Germasi |
SIBOLGA-METRO; Gerakan Mahasiswa Sibolga (Germasi) meminta Wali Kota Sibolga dan kepada semua stakeholder pemerintahan di tahun 2011 ini lebih menjabarkan program kerja kepemimpinannya yang lebih kongkrit. Hal ini penting, karena Germasi menilai tanpa kejelasan arah dan tujuan Kota Sibolga lima tahun yang akan datang, masyarakat bisa punya pandangan yang berbeda-beda perihal indikator kesuksesan seorang wali kota.
Demikian disampaikan Samsul Pasaribu, Ketua Umum PB (Pengurus Besar) Germasi, kepada METRO, Selasa (4/1). Dia menuturkan, waktu lima tahun adalah kurun waktu yang tidak mungkin mewujudkan sebuah kata ‘kesejahteraan’ bagi masyarakat. “Mengingat tugas seorang kepala daerah tidak bisa disamakan dengan tugas seorang ketua organisasi. Kendati demikian, ketidakmungkinan ini bukan menjadi sebuah alasan seorang wali kota menjustifikasi segala keterlambatan dalam mewujudkan visi dan misinya,” ujarnya.
Maka, tanpa menunggu esok hari, lanjut Samsul Pasaribu, semangat Tahun Baru 2011 ini harus dijadikan wali kota sekarang untuk memulai babak baru kepemimpinannya yang menyentuh segala aspek masyarakat. Tidak hanya komunitas tertentu, namun merata di semua pranata sosial dan semua sektor pembangunan. “Kongkritnya lagi Wali Kota Sibolga harus berani menentukan target-target yang jelas dari setiap policy yang diambil.
Sehingga masyarakat dapat menilai sejauh mana keberhasilan seorang wali kota mewujudkan visinya. Salahsatu contoh adalah untuk program bantuan bagi UKM dan UMKM, indikator keberhasilan program ini tidak hanya diukur besarnya bantuan yang diberikan setiap periodenya. Namun lebih kepada berapa UKM yang dibantu setiap periodenya dan berapa UKM yang ditargetkan berhasil dibina sepanjang kepemimpinan wali kota sekarang,” katanya.
Dia mengatakan, contoh program kongkrit lainnya adalah bantuan wirausahawan muda Kota Sibolga. Sejatinya, Wali Kota Sibolga harus punya goal jelas tentang berapa orang atau kelompok pemuda Sibolga untuk dilatih menjadi wirausahawan dengan bantuan modal yang selayaknya. “Kemudian, berapa lama mereka dibina dan yang lebih penting lagi dari setiap bantuan wirausaha muda itu wali kota harus berani menargetkan selama kepemimpinannya bisa mewujudkan misalnya 1.000 orang wirausaha yang telah berhasil dibina,” ucapnya.
Menurut dia, contoh-contoh program seperti yang disebutkannya tersebutlah yang diharapkan menjadi ciri khas kepemimpinan wali kota saat ini. Sehingga masyarakat sebagai free opposition bisa menentukan langsung apakah wali kota berhasil menjalankan kepemimpinannya. “Selama ini, yang terjadi adalah setiap pejabat mengklaim paling berhasil. Nah, klaim ini justru tidak disetujui masyarakat. Salahsatu faktornya adalah tidak jelasnya program pemerintahan yang dipimpinnya. Semua berjalan biasa saja, paling-paling diakhir jabatan pemimpin akan mengatakan bahwa kepemimpinannya aman, damai, pembangunan di mana-mana, bantuan bergulir diberikan tanpa pernah dikaji sejauh mana bantuan itu bermanfaat dan berpengaruh terhadap keberhasilan orang lain,” kritik Samsul.
Oleh karena itu, lanjut Samsul, di bawah kepemimpinan wali kota sekarang tentu masyarakat berharap banyak agar program pro rakyat lebih diutamakan, khususnya membentuk komunitas pemuda wirausaha. “Wali kota juga harus jeli melihat kinerja para pembantunya. Bila memang tidak layak, jangan tunggu lama-lama, copot saja!,” ujarnya mengakhiri. (afn)
sumber : metro tapanuli edisi 05 Januari 2010
Demikian disampaikan Samsul Pasaribu, Ketua Umum PB (Pengurus Besar) Germasi, kepada METRO, Selasa (4/1). Dia menuturkan, waktu lima tahun adalah kurun waktu yang tidak mungkin mewujudkan sebuah kata ‘kesejahteraan’ bagi masyarakat. “Mengingat tugas seorang kepala daerah tidak bisa disamakan dengan tugas seorang ketua organisasi. Kendati demikian, ketidakmungkinan ini bukan menjadi sebuah alasan seorang wali kota menjustifikasi segala keterlambatan dalam mewujudkan visi dan misinya,” ujarnya.
Maka, tanpa menunggu esok hari, lanjut Samsul Pasaribu, semangat Tahun Baru 2011 ini harus dijadikan wali kota sekarang untuk memulai babak baru kepemimpinannya yang menyentuh segala aspek masyarakat. Tidak hanya komunitas tertentu, namun merata di semua pranata sosial dan semua sektor pembangunan. “Kongkritnya lagi Wali Kota Sibolga harus berani menentukan target-target yang jelas dari setiap policy yang diambil.
Sehingga masyarakat dapat menilai sejauh mana keberhasilan seorang wali kota mewujudkan visinya. Salahsatu contoh adalah untuk program bantuan bagi UKM dan UMKM, indikator keberhasilan program ini tidak hanya diukur besarnya bantuan yang diberikan setiap periodenya. Namun lebih kepada berapa UKM yang dibantu setiap periodenya dan berapa UKM yang ditargetkan berhasil dibina sepanjang kepemimpinan wali kota sekarang,” katanya.
Dia mengatakan, contoh program kongkrit lainnya adalah bantuan wirausahawan muda Kota Sibolga. Sejatinya, Wali Kota Sibolga harus punya goal jelas tentang berapa orang atau kelompok pemuda Sibolga untuk dilatih menjadi wirausahawan dengan bantuan modal yang selayaknya. “Kemudian, berapa lama mereka dibina dan yang lebih penting lagi dari setiap bantuan wirausaha muda itu wali kota harus berani menargetkan selama kepemimpinannya bisa mewujudkan misalnya 1.000 orang wirausaha yang telah berhasil dibina,” ucapnya.
Menurut dia, contoh-contoh program seperti yang disebutkannya tersebutlah yang diharapkan menjadi ciri khas kepemimpinan wali kota saat ini. Sehingga masyarakat sebagai free opposition bisa menentukan langsung apakah wali kota berhasil menjalankan kepemimpinannya. “Selama ini, yang terjadi adalah setiap pejabat mengklaim paling berhasil. Nah, klaim ini justru tidak disetujui masyarakat. Salahsatu faktornya adalah tidak jelasnya program pemerintahan yang dipimpinnya. Semua berjalan biasa saja, paling-paling diakhir jabatan pemimpin akan mengatakan bahwa kepemimpinannya aman, damai, pembangunan di mana-mana, bantuan bergulir diberikan tanpa pernah dikaji sejauh mana bantuan itu bermanfaat dan berpengaruh terhadap keberhasilan orang lain,” kritik Samsul.
Oleh karena itu, lanjut Samsul, di bawah kepemimpinan wali kota sekarang tentu masyarakat berharap banyak agar program pro rakyat lebih diutamakan, khususnya membentuk komunitas pemuda wirausaha. “Wali kota juga harus jeli melihat kinerja para pembantunya. Bila memang tidak layak, jangan tunggu lama-lama, copot saja!,” ujarnya mengakhiri. (afn)
sumber : metro tapanuli edisi 05 Januari 2010
No comments:
Post a Comment