Sibolga, 24 Januari 2011
SIBOLGA-METRO; Gerakan Mahasiswa Sibolga (Germasi) menegaskan, guru juga harus siap menerima kritikan siswanya. Bukan malah mengeluarkan sanksi, agar si siswi yang mengkritik lewat status facebook diminta pindah sekolah.
“Seharusnya oknum guru itu bisa menerima unek-unek yang disampaikan siswi tersebut sebagai langkah memperbaiki kualitas mengajar,” kritik Sekjen PB Gerakan Mahasiswa Sibolga (Germasi) Andi Josua Telaumbanua, di sela-sela pertemuannya dengan dua Kepala Departemen Wilayah (Kadepwil) Germasi Padang dan Medan, kepada METRO di Sibolga, Minggu (21/1).
Dia menyadari, kecanggihan teknologi memang bisa berdampak buruk terhadap para generasi muda, jika tidak digunakan dengan benar. Seperti halnya yang dilakukan salahseorang siswi SMPN 1 Sibolga yang memperbaharui statusnya di facebook dengan mengatakan “Bosan kali aku dengar ibu ini ceramah”, sehingga nyaris dipecat oleh pihak sekolah.
Masih kata Andi, sejatinya pihak sekolah memberikan pembinaan kepada anak tersebut agar lebih santun dalam menyampaikan unek-uneknya.
Namun ia menyayangkan, sikap oknum guru tersebut yang bahkan tidak menerima permintaan maaf dari orangtua siswa. “Sebagai guru mata pelajaran yang mengajarkan moral dan etika, sikap yang ditunjukkan justru berbanding terbalik dengan apa yang diajarkannya. Oleh karena itu, kita perlu evaluasi kembali apakah siswa atau guru yang mengajarkan moral dan etika tersebut yang salah. Sebab ada pepatah mengatakan, guru kencing berdiri, murid kencing berlari,” tukasnya.
Dia mengatakan, kegagalan itu juga bisa diakibatkan faktor phisicologis, karena si anak trauma dan pesimis menghadapi perjuangan selanjutnya sebagai pelajar di SMP N 1 Kota Sibolga. “Oleh karena itu, tugas besar guru-gurunya ke depan adalah mengembalikan physicologis si anak seperti semula agar normal kembali menghadapi proses belajar sebagaimana biasanya,” ujar Andi. (afn)
“Seharusnya oknum guru itu bisa menerima unek-unek yang disampaikan siswi tersebut sebagai langkah memperbaiki kualitas mengajar,” kritik Sekjen PB Gerakan Mahasiswa Sibolga (Germasi) Andi Josua Telaumbanua, di sela-sela pertemuannya dengan dua Kepala Departemen Wilayah (Kadepwil) Germasi Padang dan Medan, kepada METRO di Sibolga, Minggu (21/1).
Dia menyadari, kecanggihan teknologi memang bisa berdampak buruk terhadap para generasi muda, jika tidak digunakan dengan benar. Seperti halnya yang dilakukan salahseorang siswi SMPN 1 Sibolga yang memperbaharui statusnya di facebook dengan mengatakan “Bosan kali aku dengar ibu ini ceramah”, sehingga nyaris dipecat oleh pihak sekolah.
Masih kata Andi, sejatinya pihak sekolah memberikan pembinaan kepada anak tersebut agar lebih santun dalam menyampaikan unek-uneknya.
Namun ia menyayangkan, sikap oknum guru tersebut yang bahkan tidak menerima permintaan maaf dari orangtua siswa. “Sebagai guru mata pelajaran yang mengajarkan moral dan etika, sikap yang ditunjukkan justru berbanding terbalik dengan apa yang diajarkannya. Oleh karena itu, kita perlu evaluasi kembali apakah siswa atau guru yang mengajarkan moral dan etika tersebut yang salah. Sebab ada pepatah mengatakan, guru kencing berdiri, murid kencing berlari,” tukasnya.
Dia mengatakan, kegagalan itu juga bisa diakibatkan faktor phisicologis, karena si anak trauma dan pesimis menghadapi perjuangan selanjutnya sebagai pelajar di SMP N 1 Kota Sibolga. “Oleh karena itu, tugas besar guru-gurunya ke depan adalah mengembalikan physicologis si anak seperti semula agar normal kembali menghadapi proses belajar sebagaimana biasanya,” ujar Andi. (afn)
No comments:
Post a Comment