Senin, 09 Mei 2011
Irfan Arhamsyah Sihotang |
Kata yang mengandung makna luas secara kiasan ataupun kebenarannya, mencakup segala aspek perbincangan, dan globalisasi pun membudaya secara global. Dan pada saat ini, kita berada dalam naungan era yang juga mengandung unsur globalisasi itu sendiri.
Oleh: Irfan Arhamsyah Sihotang
Di Bumi ini sebagai tempat eksistensi kita, sedang mengalami perkembangan peradaban di titik yang sangat mengagumkan. Proses ini masih akan terus berevolusi lagi di masa depan sehingga level peradaban itu pun meningkat secara terus menerus tanpa henti hingga saatnya kehidupan terakhiri.
Perubahan telah menjadi hukum alam, bahkan perubahan pun menyandarkan keabadian selama masih ada subjek yang melakukan perubahan itu.
Ada apa dengan Globalisasi?
Mengapa globalisasi menjadi hal yang pantas untuk diperbincangkan?
“Karena, Globalisasi telah menjadi predikat untuk masa ini”
Saat ini, kita hidup dalam dunia yang sangat mengagumkan, bahkan beragam expresi kekaguman itu tak mampu habiskan objek pujian kita terhadap era yang penuh pesona ini. Berbaur Modernisasi, era globalisasi dengan bangga menyajikan ragam aplikasi pemuas kebutuhan sebuah populasi. Kemajuan super canggih dibidang tekhnologi, memanjakan manusia yang menikmati hidup dengan mewah dan mudah. Era ini, menyombongkan diri dengan motto “Dunia tanpa spasi” karena dengan kekuatannya kegiatan sosialisasi dan memperoleh informasi semudah pergerakan jari, semua ada dalam genggaman kita.
Gaya hidup instan, mobile, mewah dan mudah ini adalah hasil karya manusia sebagai pencipta karakter hidup seperti ini. Bahkan, gaya hidup ini mencerminkan kesuksesan dari sebuah peradaban. Tapi, perlu kita sadari bahwa manusia tetap memiliki dua sisi pemikiran dalam pengaplikasian pemenuhan kebutuhannya. Ada sisi positif dan ada yang negatif. Baik hal yang positif ataupun hal yang negatif, sama-sama akan dimotori oleh fitur kemudahan di Era Globalisasi ini.
Kita deskripsikan, Era Globalisasi adalah sebuah garis melintang dan angka 0 adalah titik normal peradaban manusia dan pemikiran manusialah yang menjadi penentu arahnya . Jika manusia membawa Era ini ke sisi positif, maka bobot positif itu akan bertambah dan hal positiflah yang akan saling mempengaruhi dengan manusia itu sendiri! Jika sebaliknya, manusia melawan arus kebenaran dan mengaplikasikan peradaban ini ke arah sisi negatif, maka hal negatiflah yang terus menerus mempengaruhi peradaban kita yang sempurna ini. Ironisnya, setiap efek yang terjadi disebabkan oleh Globalisasi ini, akan mempengaruhi kita secara global. Betapa buruknya keadaan kita andai kita salah dalam melangkah. Renungkan, bagaimana jadinya masa depan yang akan kita wariskan untuk generasi mendatang? Bahkan saat ini kita sadari, kita sedang merambat maju ke arah negatif sekarang!
Era Globalisasi, seakan berbalik menjadi sebuah bencana besar bagi manusia. Efek negatif yang terlalu menonjol daripada sisi positif, mengakibatkan kekhawatiran besar melanda dunia ini. Penyalahgunaan perkembangan zaman telah dilakukan banyak orang dengan metode yang berbeda. Penyalahgunaan media, penyalahgunaan fasilitas, penyalahgunaan ilmu, penyalahgunaan kekuasaan hingga penyalahgunaan NARKOBA dan banyak lagi cara-cara manusia untuk melakukan aksi yang menyalahi logikanya. Hal ini terjadi didasari labilnya mental pelaku yang berperan di Era Globalisasi ini. Ketidakstabilan pemikiran manusia yang lebih memprioritaskan pemuasan individual daripada mempertimbangkan hal yang bersifat sosial ditambah lagi sudah menipisnya nilai-nilai moral yang terkandung dalam diri manusia itu sendiri semakin merusak peradaban manusia.
Kerusakan keadaan ini pun akan punya andil besar dalam penciptaan rangkaian buruknya satu generasi ke generasi lainnya. Diawali kerusakan psikologis seorang anak dalam menyikapi era globalisasi akan terbawa ke masa remajanya, dan di masa remaja, kerusakan psikologis mempengaruhi rusaknya suatu pergaulan dan satu komunitas yang rusak pun terbentuk, kemudian di masa dewasa mereka mewariskan kerusakan itu kepada anak mereka dan siklus ini pun akan terus berkelanjutan.
Sebagai pelaku di Era Globalisasi ini, manusia bertanggungjawab penuh dalam pengambilan keputusan tentang mau kemana peradaban ini dibawa, Apakah kita kembali melestarikan kebaikan atau lebih memilih gaya hidup yang salah dan mengakibatkan kehancuran?
Perlu kita sadari bahwa Era Globalisasi ini notabene adalah ciptaan manusia sendiri, kitalah yang mengendalikan peradaban ini, bukan sebaliknya. Baik buruknya, kita juga yang menentukan. Semua masih belum terlambat, kehancuran masih bisa digagalkan. Kita hanya butuh sedikit merenungkan tentang masa depan kemudian mengambil sikap yang tepat dalam menyikapi era globalisasi yang indah ini. Menanamkan bekal diri secara mental dengan memperkaya pemikiran positif dan mengembangkan norma agama dan kesusilaan. Mari! Kita ubah siklus kehidupan sebuah generasi dengan membekali para “Anak dan Remaja” di daerah kita untuk lebih membudayakan sesuatu hal yang positif dalam menyikapi era globalisasi ini. Peran Orang Tua, Guru, Pemerintah, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat sangat dibutuhkan dalam menciptakan, memelihara dan melestarikan generasi yang lebih baik di masa mendatang.
Era Globalisasi adalah kekuatan yang besar, dengan kekuatan yang besar itu kita memliki tanggung jawab yang besar, dan dengan tanggung jawab yang besar itu kita akan punya beban yang besar, dengan beban yang besar itu kita membutuhkan kebersamaan yang besar, dan jika kebersamaan yang besar itu tercipta maka kesuksesan besar pun akan menyertai kita. (***)
Penulis adalah mahasiswa STIE Al-Washliyah Kota Sibolga dan aktivis Gerakan mahasiswa Sibolga-Indonesia (Germasi)
Oleh: Irfan Arhamsyah Sihotang
Di Bumi ini sebagai tempat eksistensi kita, sedang mengalami perkembangan peradaban di titik yang sangat mengagumkan. Proses ini masih akan terus berevolusi lagi di masa depan sehingga level peradaban itu pun meningkat secara terus menerus tanpa henti hingga saatnya kehidupan terakhiri.
Perubahan telah menjadi hukum alam, bahkan perubahan pun menyandarkan keabadian selama masih ada subjek yang melakukan perubahan itu.
Ada apa dengan Globalisasi?
Mengapa globalisasi menjadi hal yang pantas untuk diperbincangkan?
“Karena, Globalisasi telah menjadi predikat untuk masa ini”
Saat ini, kita hidup dalam dunia yang sangat mengagumkan, bahkan beragam expresi kekaguman itu tak mampu habiskan objek pujian kita terhadap era yang penuh pesona ini. Berbaur Modernisasi, era globalisasi dengan bangga menyajikan ragam aplikasi pemuas kebutuhan sebuah populasi. Kemajuan super canggih dibidang tekhnologi, memanjakan manusia yang menikmati hidup dengan mewah dan mudah. Era ini, menyombongkan diri dengan motto “Dunia tanpa spasi” karena dengan kekuatannya kegiatan sosialisasi dan memperoleh informasi semudah pergerakan jari, semua ada dalam genggaman kita.
Gaya hidup instan, mobile, mewah dan mudah ini adalah hasil karya manusia sebagai pencipta karakter hidup seperti ini. Bahkan, gaya hidup ini mencerminkan kesuksesan dari sebuah peradaban. Tapi, perlu kita sadari bahwa manusia tetap memiliki dua sisi pemikiran dalam pengaplikasian pemenuhan kebutuhannya. Ada sisi positif dan ada yang negatif. Baik hal yang positif ataupun hal yang negatif, sama-sama akan dimotori oleh fitur kemudahan di Era Globalisasi ini.
Kita deskripsikan, Era Globalisasi adalah sebuah garis melintang dan angka 0 adalah titik normal peradaban manusia dan pemikiran manusialah yang menjadi penentu arahnya . Jika manusia membawa Era ini ke sisi positif, maka bobot positif itu akan bertambah dan hal positiflah yang akan saling mempengaruhi dengan manusia itu sendiri! Jika sebaliknya, manusia melawan arus kebenaran dan mengaplikasikan peradaban ini ke arah sisi negatif, maka hal negatiflah yang terus menerus mempengaruhi peradaban kita yang sempurna ini. Ironisnya, setiap efek yang terjadi disebabkan oleh Globalisasi ini, akan mempengaruhi kita secara global. Betapa buruknya keadaan kita andai kita salah dalam melangkah. Renungkan, bagaimana jadinya masa depan yang akan kita wariskan untuk generasi mendatang? Bahkan saat ini kita sadari, kita sedang merambat maju ke arah negatif sekarang!
Era Globalisasi, seakan berbalik menjadi sebuah bencana besar bagi manusia. Efek negatif yang terlalu menonjol daripada sisi positif, mengakibatkan kekhawatiran besar melanda dunia ini. Penyalahgunaan perkembangan zaman telah dilakukan banyak orang dengan metode yang berbeda. Penyalahgunaan media, penyalahgunaan fasilitas, penyalahgunaan ilmu, penyalahgunaan kekuasaan hingga penyalahgunaan NARKOBA dan banyak lagi cara-cara manusia untuk melakukan aksi yang menyalahi logikanya. Hal ini terjadi didasari labilnya mental pelaku yang berperan di Era Globalisasi ini. Ketidakstabilan pemikiran manusia yang lebih memprioritaskan pemuasan individual daripada mempertimbangkan hal yang bersifat sosial ditambah lagi sudah menipisnya nilai-nilai moral yang terkandung dalam diri manusia itu sendiri semakin merusak peradaban manusia.
Kerusakan keadaan ini pun akan punya andil besar dalam penciptaan rangkaian buruknya satu generasi ke generasi lainnya. Diawali kerusakan psikologis seorang anak dalam menyikapi era globalisasi akan terbawa ke masa remajanya, dan di masa remaja, kerusakan psikologis mempengaruhi rusaknya suatu pergaulan dan satu komunitas yang rusak pun terbentuk, kemudian di masa dewasa mereka mewariskan kerusakan itu kepada anak mereka dan siklus ini pun akan terus berkelanjutan.
Sebagai pelaku di Era Globalisasi ini, manusia bertanggungjawab penuh dalam pengambilan keputusan tentang mau kemana peradaban ini dibawa, Apakah kita kembali melestarikan kebaikan atau lebih memilih gaya hidup yang salah dan mengakibatkan kehancuran?
Perlu kita sadari bahwa Era Globalisasi ini notabene adalah ciptaan manusia sendiri, kitalah yang mengendalikan peradaban ini, bukan sebaliknya. Baik buruknya, kita juga yang menentukan. Semua masih belum terlambat, kehancuran masih bisa digagalkan. Kita hanya butuh sedikit merenungkan tentang masa depan kemudian mengambil sikap yang tepat dalam menyikapi era globalisasi yang indah ini. Menanamkan bekal diri secara mental dengan memperkaya pemikiran positif dan mengembangkan norma agama dan kesusilaan. Mari! Kita ubah siklus kehidupan sebuah generasi dengan membekali para “Anak dan Remaja” di daerah kita untuk lebih membudayakan sesuatu hal yang positif dalam menyikapi era globalisasi ini. Peran Orang Tua, Guru, Pemerintah, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat sangat dibutuhkan dalam menciptakan, memelihara dan melestarikan generasi yang lebih baik di masa mendatang.
Era Globalisasi adalah kekuatan yang besar, dengan kekuatan yang besar itu kita memliki tanggung jawab yang besar, dan dengan tanggung jawab yang besar itu kita akan punya beban yang besar, dengan beban yang besar itu kita membutuhkan kebersamaan yang besar, dan jika kebersamaan yang besar itu tercipta maka kesuksesan besar pun akan menyertai kita. (***)
Penulis adalah mahasiswa STIE Al-Washliyah Kota Sibolga dan aktivis Gerakan mahasiswa Sibolga-Indonesia (Germasi)
sumber: telah terbit di harian METRO TAPANULI Edisi 09 Mei 2011
No comments:
Post a Comment